Bersama Innovillage, Mahasiswa Hadirkan Inovasi Alternatif Pencegahan Stunting

Rabu 11-06-2025,12:59 WIB
Reporter : Subroto Dwi Nugroho
Editor : Subroto Dwi Nugroho

“Kami berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan kapasitas anak muda, agar mereka dapat menjadi bagian dari solusi masa depan yang lebih berkelanjutan.”

Mengutip data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dinyatakan bahwa prevalensi stunting nasional tercatat sebesar 21,5%, masih cukup jauh dari target 14 persen yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2024.

BACA JUGA:Telkom Gelar Aksi Jalan Santai Sambil Pilah Sampah Plastik dalam Rangkaian GoZero% Goes to Medan

BACA JUGA:GoZero% Goes to Medan: Telkom Libatkan Komunitas Lokal, UMK, dan Masyarakat Gerak Bersama Bawa Perubahan untuk Bumi

Kondisi ini menegaskan pentingnya upaya lintas sektor dalam mempercepat perbaikan gizi dan kesehatan, khususnya pada periode krusial 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Upaya pencegahan stunting di Indonesia tidak cukup dengan hanya mengandalkan bantuan pangan, akan tetapi perlu dimulai dengan perubahan pola pikir dan perilaku keluarga.

Prof. Dr. Martha Christina dari Universitas Diponegoro menegaskan, “Pencegahan stunting dapat dimulai dalam keluarga melalui asupan makanan bergizi dan perilaku sehat sehingga terhindar dari penyakit yang dilakukan sejak sebelum hamil, saat kehamilan, saat menyusui, dan pada anak baduta (bayi bawah dua tahun).”

Hal senada disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K), pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang mengatakan, “Permasalahan stunting bukan hanya karena ekonomi, tetapi juga akibat pola asuh dan ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya gizi sejak dini.”

BACA JUGA:Telkom Bantu Pelatihan Aneka Olahan Laut untuk Kelompok Istri Nelayan di Banten

BACA JUGA:Perkuat Aksi ESG GoZero Persen, TelkomGroup Gelar Program Jejak Hijau Srikandi

Melalui pernyataan ini, ditunjukkan bahwa edukasi dan pendampingan masyarakat menjadi kunci penting untuk memutus rantai stunting antar generasi.

Dari Universitas Tadulako, tim mahasiswa menghadirkan inovasi berupa susu analog tinggi protein yang terbuat dari ikan penja dan daun kelor bernama InnoMilk.

Produk ini telah melalui pengujian laboratorium yang menunjukkan kemampuannya memenuhi kebutuhan gizi anak stunting, dengan ketahanan produk hingga satu bulan setelah proses produksi.

InnoMilk juga memanfaatkan platform digital untuk monitoring distribusi dan edukasi masyarakat tentang pentingnya konsumsi gizi seimbang.

Tak kalah inovatif, tim dari Universitas Pakuan mengembangkan aplikasi PANDA (Panic Notification Device Andalan), sebuah sistem yang memungkinkan ibu hamil dan bayi mendapatkan akses cepat terhadap layanan kesehatan dalam kondisi darurat.

BACA JUGA:Telkom Indonesia Kembali Masuk Daftar LinkedIn Top Companies 2025

Kategori :