Hadapi Cognitive Warfare, Media dan Institusi Bangun Kolaborasi Lawan Disinformasi

Selasa 17-06-2025,07:39 WIB
Reporter : Risto Risanto
Editor : Risto Risanto

JAKARTA, DISWAY.ID - Dalam menjawab tantangan komunikasi publik di era disrupsi informasi, empat entitas media dan event, ANTARA, Garuda TV, Indozone, dan ON US Asia menggelar talkshow bertema “Bagaimana Menghadapi Medan Perang Baru, Cognitive Warfare: Media, Narasi, dan Membangun Persepsi!”  dengan menghadirkan para tokoh kunci dalam bidang komunikasi publik dan korporat,  di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Senin 16 Juni 2025.

Acara ini menghadirkan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso, serta pakar komunikasi dan pengajar Prof. Dr. Widodo Muktiyo, M.Comm.

Diskusi menyoroti pentingnya peran media dan komunikasi dalam menjaga stabilitasinformasi di tengah maraknya disinformasi, hoaks, dan tantangan digital.

Dalam paparannya, Hasan Nasbi menekankan disinformasi dan polarisasi sosial masuk keempat besar ancaman global setelah konflik bersenjata antar negara, ekonomi, dan perubahan iklim.

BACA JUGA:Waduh, Adik Habib Bahar Jadi Korban Dugaan Pengeroyokan dan Pencabulan

"Kerugian disinformasi akan mencapai 1000 triliun per tahun kalau ini dibiarkan akan semakin meningkat," ujar Hasan Nasbi yang juga pendiri lembaga survei Cyrus Network dan konsultan komunikasi politik.

Sementara itu, Fadjar Djoko Santoso menyampaikan perspektif dari dunia korporasi, khususnya bagaimana perusahaan publik seperti Pertamina mengelola komunikasi krisis dan menjaga reputasi melalui transparansi dan kecepatan informasi.

"Kita juga menyiapkan infrastruktur untuk masyarakat memeriksa balik, dengan adanya callcenter, kita punya tim 24 jam untuk melayani masyarakat sehingga bisa meluruskan disinformasi, hampir ada 350 informasi hoax, 50 persen itu adalah informasi hoax terkait dengan lowongan pekerjaan di pertamina" kata Fadjar, juru bicara sekaligus Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero).

Prof. Widodo Muktiyo juga menyampaikan bahwa dunia komunikasi saat ini membutuhkan kolaborasi antar sektor agar informasi yang disampaikan tidak hanya cepat, tapi juga bertanggung jawab dan edukatif.

"Saat ini yang dibutuhkan adalah kita semua memberikan oksigen pada bangsa ini sehingga kita semua punya kemampuan menanam rumput-rumput hijau dalam dunia virtual sehingga ilalang di dalamnya tertutupi dengan rumput hijau itu," ujar Prof. Widodo, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret dan mantan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo.

BACA JUGA:Bersama Dompet Dhuafa, PT POS Properti Indonesia Ikut Tebar Hewan Kurban di Pulau Paling Selatan Indonesia

Prof. Widodo  menegaskan bahwasanya pemerintah dan masyarakat tidak terpisahkan. Ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama bukan hanya meluruskan disinformasi, tapi membentuk lingkungan digital yang kuat, positif, dan tahan terhadap serangan informasi palsu.

Penandatanganan MoU

Pada kesempatan yang sama, selanjutnya empat entitas media dan event organizer terkemuka, ANTARA, Garuda TV, Indozone, dan On Us Asia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU)  sebagai langkah awal kolaborasi strategis lintas sektor.

Inisiatif ini bertujuan membangun ekosistem media dan event yang inklusif, inovatif, dan berdampak. Kolaborasi ini akan melahirkan program bersama dalam berbagai bentuk, sepertiproduksi konten edukatif dan inspiratif, liputan jurnalisme berbasis solusi, serta penyelenggaraan event berskala nasional yang melibatkan publik, khususnya generasi muda. Keempat pihak akan menggabungkan kekuatan mereka di bidang jurnalisme, penyiaran, digital engagement dan aktivasi publik.

Keempat entitas menyadari bahwa sinergi antar media menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem informasi yang sehat, kredibel dan bertanggung jawab di tengah tantangan besar dunia media saat ini, mulai dari derasnya arus disinformasi hingga persaingan yang kadang mengabaikan etika. Kolaborasi ini juga mendorong lahirnya jejaring verifikasi fakta, ruang dialog antar pelaku media, serta respons komunikasi publik yang lebih terkoordinasi saat krisis terjadi.

Tags : #media
Kategori :