Minim Ruang Publik
Ia juga menyoroti minimnya ruang publik di kawasan rumah subsidi.
Jalan yang sempit, kurangnya taman, dan jauhnya dari pusat aktivitas menyebabkan interaksi sosial warga menjadi terbatas. Anak-anak kesulitan membangun relasi sosial, sementara pasangan muda kehilangan dukungan sosial yang penting.
Bagi pasangan gen Z yang memulai hidup rumah tangga, ukuran rumah subsidi yang rata-rata hanya 36 meter persegi dirasa tidak memadai.
Apalagi jika mereka bekerja dari rumah, karena tidak adanya ruang kerja khusus menyebabkan tumpang tindih antara aktivitas profesional dan domestik.
Yulina menegaskan bahwa penyusutan ukuran rumah subsidi dipicu oleh tekanan ekonomi dan kebijakan pembangunan yang mengutamakan efisiensi lahan.
Namun, menurutnya, kebijakan tersebut belum sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan keluarga multigenerasi yang lazim di Indonesia.
“Alih-alih menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman, rumah subsidi berisiko berubah menjadi sumber tekanan baru bagi keluarga,” pungkasnya.