KUPANG, DISWAY.ID - Umat muslim di seluruh dunia baru saja merayakan Iduladha 1446 H, sebuah perayaan terutama untuk memperingati peristiwa kurban.
Perayaan ini juga menjadi momentum untuk merefleksikan nilai-nilai pengorbanan, ketaatan, dan kepedulian.
Nilai kepedulian itu terus disebarkan Dompet Dhuafa bersama UPZ (Bazma) Pertamina Retail yang mengkampanyekan kepada seluruh karyawan Pertamina Retail untuk menunjukkan komitmennya dalam berbagi dengan masyarakat melalui program penyaluran hewan kurban yang tersebar pelosok Indonesia, di antaranya di Kampung Tatelek, Desa Manusak, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Datar Lebuay, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
BACA JUGA:Berkat Ogan Lopian, Laporan Rutilahu di Purwakarta Langsung Ditangani
Tahun ini, UPZ (Bazma) Pertamina Retail menggandeng Dompet Dhuafa untuk turut mendukung pemerataan daging kurban hingga pelosok negeri, sebanyak empat ekor sapi yang akan dibagikan kepada kurang lebih 280 Penerima Manfaat yang tersebar di Kampung Tatelek, Desa Manusak, Kabupaten Kupang dan beberapa desa sekitarnya.
Sementara itu, sebanyak 19 ekor domba/kambing yang didistribusikan kepada ratusan penerima manfaat yang tersebar di Desa Datar Lebuay, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
Masyarakat yang tinggal di Desa Manusak yang berasal transmigran Timor Timur. Kedatangan pengungsi Timor Timur pada tahun 1999 adalah salah satu gelombang kedatangan pengungsi yang pernah terjadi di Indonesia.
BACA JUGA:Wamendagri Ribka Haluk Ingatkan Pemda se-Papua Segera Lengkapi Administrasi Penyaluran Dana Otsus
Masyarakat Timor Timur akhirnya terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi, mereka kemudian tersebar di beberapa wilayah provinsi di Indonesia, namun sebagian besar terkonsentrasi pada beberapa wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Konsentrasi pengungsi ke wilayah Provinsi NTT disebabkan karena NTT berbatasan langsung dengan Timor Timur.
Semangat kebersamaan di Desa Manusak begitu terasa ditengah keberagaman agama.
Tak ada sekat, tak ada perbedaan, semua bahu-membahu, tak hanya yang beragama Islam.
Warga non-muslim pun turut serta membantu dengan tulus, menunjukkan bahwa nilai kemanusiaan dan gotong royong jauh melampaui batas agama.
Perjuangan masyarakat muslim di Desa Manusak tidak berhenti sampai di situ, mereka juga terus berupaya untuk terus menegakkan agama islam di tengah minoritas dengan mendirikan musala Al Furqan, tempat mereka beribadah dan mendalami ilmu agama islam.