Selain Nkunku, ada Joao Felix juga merupakan kandidat kuat untuk hengkang.
Meskipun teknik dan pola pikir sepak bolanya mengesankan, pemain Portugal ini belum menemukan stabilitas dan bahkan tidak masuk dalam rencana pelatih Enzo Maresca.
BACA JUGA:MU Resmikan Bintang Kamerun Setara Rp1,3 Triliun, Bryan Mbeumo: Klub Impian Saya
BACA JUGA:Fabrizio Romano Punya Kabar Besar Soal Calon Striker Baru MU, Internal Klub Bahas Benjamin Sesko
Dengan Benfica yang tertarik untuk merekrutnya kembali dan klub-klub lain yang juga memantaunya, Chelsea mungkin tergoda untuk melepas Joao Felix.
Menjualnya tidak hanya akan membebaskan tempat di skuad penyerang yang sudah padat, tetapi juga akan meringankan beban gaji yang signifikan, membuat kesepakatan dengan Xavi Simons lebih layak secara finansial.
Kasus penting lainnya adalah Nicolas Jackson.
Terlepas dari penampilannya yang memukau, Telegraph Sport menyatakan bahwa striker Senegal itu "tidaklah tak tersentuh" dan bisa dijual jika Chelsea menerima tawaran yang cukup besar.
Ini langkah yang pragmatis, dan Jackson adalah aset berharga dan menjualnya bisa menghasilkan keuntungan signifikan yang dapat diinvestasikan kembali pada Simons, yang berpotensi menjadi bintang yang lebih komplet.
BACA JUGA:Gabriel Magalhaes Janji Arsenal Musim 2025/26 Tampil Beda: Saya Yakin Dapat Piala!
BACA JUGA:Tottenham Kejutkan PSG, Siapkan Tawaran Rp1,3 Triliun Demi Illia Zabarnyi
Chelsea tampaknya sedang mempertimbangkan apakah akan mempertahankan penyerang tengah tradisional atau berinvestasi pada playmaker seperti Simons untuk membangun tim mereka.
Namun, alasan kepergiannya bukan hanya karena faktor teknis atau finansial.
Situasi Mykhailo Mudryk merupakan contoh tipikal faktor force majeure.
Pemain Ukraina tersebut didakwa oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) karena melanggar peraturan doping dan menghadapi skorsing jangka panjang, sehingga menciptakan celah besar di posisi sayap.
Larangan yang panjang akan membuat Mudryk absen cukup lama, dan Chelsea tidak bisa menunggu.