PSG kini menghadapi dilema besar terkait masa depan Gianluigi Donnarumma.
BACA JUGA:Bantuan Kita DATANG! Erick Thohir Bocorkan Jelang Final: Elkan Gabung, Media Belanda Bongkar Semua
BACA JUGA:Sampai MELONGO! Fans Tetangga Kaget Lihat Ketajaman Striker Timnas, Sananta Permalukan Klub Malaysia
Keputusan untuk melepas kiper dengan kualitas dan pengalaman sekelas Donnarumma tentu merupakan langkah yang penuh risiko.
Kiper asal Italia ini dikenal dengan refleks luar biasa dan kemampuan untuk menjadi tembok kokoh yang bisa mengubah jalannya pertandingan hanya dengan beberapa aksi penyelamatan gemilang.
Namun, di bawah asuhan Luis Enrique, masalah yang dihadapi bukan lagi soal kualitas individu, melainkan kesesuaian dengan filosofi permainan tim.
Hal ini membuat PSG berada dalam dilema antara mempertahankan sang bintang atau membangun sistem permainan yang lebih kolektif.
Masalah utama Donnarumma di PSG bukanlah soal kemampuan, melainkan gaya bermainnya.
BACA JUGA:Real Madrid Siap Lepas Rodrygo di Bawah Harga Awal, Arsenal dan Liverpool Kok Malah Menjauh?
BACA JUGA:Final AFF U-23 Bakal Gunakan VAR, Vanenburg: Seharusnya Sejak Awal!
Luis Enrique menginginkan gaya build-up, di mana kiper menjadi titik awal serangan. Kiper di bawah Enrique harus mahir menggunakan kakinya, tetap tenang di bawah tekanan, dan memiliki peran sebagai sweeper di lini belakang.
Di sini, Gianluig Donnarumma sedikit kesulitan.
Sementara itu, alternatif lain mulai menunjukkan kecocokan yang lebih jelas dengan filosofi tersebut.
Arnau Tenas, misalnya, telah menunjukkan potensi besar dengan ketenangan dan penguasaan bola yang solid, menjadikannya pilihan menarik.
Selain itu, PSG juga mengincar kiper Lille, Lucas Chevalier, yang dianggap sebagai model ideal untuk filosofi permainan Luis Enrique di Parc des Princes.
BACA JUGA:Weah Tertahan di Juventus: Marseille Tawar 15 Juta Euro, Si Nyonya Tua Minta Lebih