JAKARTA, DISWAY.ID-- Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dinilai mampu menekan secara signifikan jumlah titik panas (hotspot) di Kalimantan Barat dan mencegah penyebaran asap lintas batas negara.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa OMC yang dilakukan pihaknya bersama mitra kementerian atau lembaga telah memberikan hasil signifikan dalam menurunkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di wilayah Kalimantan Barat.
BACA JUGA:Bansos PKH dan BPNT Agustus 2025 Siap Cair! Ini Tanda Bantuan sudah Disalurkan
"OMC mampu menurunkan potensi kebakaran secara signifikan melalui penyemaian awan yang ditargetkan berdasarkan data cuaca dan iklim terkini.
“Pemantauan intensif dilakukan melalui satelit untuk memetakan hotspot dan potensi pembentukan awan hujan, ujar Dwikorita dalam keterangannya pada Senin, 4 Agustus 2025.
Ia mengatakan bahwa pada musim kemarau tahun ini, curah hujan tercatat berada di atas rata-rata curah hujan 30 tahun terakhir.
BACA JUGA:Kata Istana Soal Amnesti dan Abolisi Pelaku Korupsi: Demi Persatuan Bangsa
BACA JUGA:Kemen Imipas-Polri Teken MoU, Siap Kolaborasi di Bidang Imigrasi dan Pemasyarakatan
Dengan kondisi ini membuka peluang besar untuk mengoptimalkan OMC dalam mempercepat terbentuknya hujan buatan.
"Sejak 1 Agustus, OMC di Kalbar dilakukan sejak pagi hingga malam hari untuk memaksimalkan pertumbuhan awan hujan. Pun, di Riau, OMC dilakukan sejak pagi hingga malam," jelasnya.
Dwikorita menambahkan, hingga 3 Agustus 2025 siang, telah dilakukan 27 sorti penyemaian awan dengan total 26,4 ton bahan semai NaCl.
Untuk hasilnya tidak ditemukan hotspot kategori high confidence maupun sebaran asap di wilayah Kalimantan Barat.
"Ini capaian yang sangat positif dan harus dijaga konsistensinya. Bukti bahwa pendekatan ilmiah memberikan dampak nyata di lapangan," tegasnya.
BACA JUGA:Dukungan Berkelanjutan untuk Program Orang Tua Angkat, Kino Indonesia Diapresiasi BPOM