JAKARTA, DISWAY.ID - Rektor UNISBA atau Universitas Islam Bandung Harits Nu'man mengungkap bahwa ada segerombolan massa tak dikenal datang setelah demo berlangsung yang menjadi pemicu kerusuhan di sekitar kampus hingga Selasa dini hari.
Menurut Harits, aparat kepolisian melakukan sweeping usai massa aksi pasca-demonstrasi tak langsung bubar dan masih berkumpul di area publik
"Demo sudah selesai dan peserta pulang ke kampus masing-masing sekitar jam 17.00 WIB dari gedung DPRD. Tapi, di luar dugaan ada massa lain bergerombol di beberapa titik lokasi seperti Jalan Trunojoyo, Sudajana, Purnawarman hingga Taman Radio." kata Harits Nu'man dalam konferensi pers resmi.
BACA JUGA:Klarifikasi Mahaswa Unisba Dikepung Gas Air Mata, Singgung Otonomi Kampus
Tak hanya itu, ia menambahkan jika gerombolan tersebut juga memblokir sejumlah jalan tersebut.
"Mereka juga memblokir jalan dari Taman Radio, Purnawarman, Simpang Hariangbanga atau Rangga Gading. Kemudian di depan Gedung LPPM sampai di Tamansari. Gerombolan itulah yang menjadi pemicu sebetulnya yang dalam tanda petik di medsos itu disebutkan aparat polisi menyerang kampus UNISBA," ungkapnya.
Rektor juga menjelaskan jika sweeping ini menyebabkan aparat mendekat ke area kampus hingga memicu bentrokan.
Akan tetapi, ia juga menerangkan bahwa insiden ini terjadi di area publik, bukan di dalam kawasan Unisba.
"Gerombolan yang di-sweeping aparat kepolisian ini bukan ke area kampus kita, ini adalah area publik. Wallahualam siapa yang memblokirnya. Tetapi massa ada di situ ya. Massa ada di situ dan beredar di sekitar kampus kita." tandasnya.
BACA JUGA:Unisba Diserang Gas Air Mata Dini Hari, Proyektil Ditemukan di Area Kampus Utama
Kampus Ditutup Sementara
Rektorat menyebut kemungkinan besar selongsong gas air mata banyak ditemukan di sekitar kampus utama Tamansari 1.
Untuk menjaga situasi tetap kondusif, pihak kampus menutup sementara posko evakuasi korban hingga situasi benar-benar aman.
"Isunya demonstrasi masih akan berlangsung hingga 5 September. Jadi kami akan meninjau dulu kondisi kampus setiap harinya," kata pihak rektorat.
Unisba juga menegaskan posisinya menolak tindakan anarkis maupun kepentingan politik masuk ke dalam lingkungan akademik.
"Kami menolak anarkisme di kampus, kami menolak politisi hadir di kampus. Unisba bukan tempat itu. Namun kami tetap selektif dalam memberikan bantuan kemanusiaan, termasuk membuka posko evakuasi," tegasnya.