JAKARTA, DISWAY.ID - Paris Saint-Germain (PSG) tengah menjadi sorotan setelah dituding melakukan manipulasi terkait cedera Ousmane Dembele.
Kritik keras datang dari legenda timnas Prancis, Christophe Dugarry yang menilai sikap klub ibu kota itu tidak menghormati pelatih Didier Deschamps maupun Federasi Sepak Bola Prancis (FFF).
PSG sebelumnya meluapkan kekecewaan karena dua pemain mereka, Ousmane Dembele dan Desire Doue, mengalami cedera saat membela timnas Prancis dalam kemenangan 2-0 atas Ukraina.
Dembele yang baru masuk di babak kedua harus keluar hanya 30 menit kemudian akibat cedera hamstring, sementara Doue mengalami masalah pada betisnya.
BACA JUGA:Ballon d'Or 2025: Persaingan Ketat Ousmane Dembele, Lamine Yamal dan Mohamed Salah
Keduanya diprediksi absen antara empat hingga enam minggu.
Manajemen PSG menuding cedera tersebut seharusnya bisa dihindari, bahkan menyalahkan staf pelatih timnas Prancis karena dianggap mengabaikan peringatan medis dari klub.
Akan tetapi tudingan itu dibantah oleh Deschamps dalam konferensi pers akhir pekan lalu.
Christophe Dugarry Bela Deschamps
Melalui wawancara di RMC Sport, Christophe Dugarry dengan tegas membela Didier Deschamps.
Mantan striker Bordeaux itu menilai PSG justru gagal mengelola beban latihan dan menit bermain Dembele sejak awal musim.
BACA JUGA:Era Messi dan Ronaldo Berakhir, Perebutan Ballon d'Or 2025: Dembele, Yamal, atau Donnarumma?
“Saya 100 persen mendukung Federasi dan Didier Deschamps. Semua orang tahu Dembele memang rapuh selama beberapa tahun terakhir. Jika PSG mengatakan dia cedera hanya karena timnas, saya tidak akan percaya sama sekali,” tegas Dugarry.
Ia bahkan menyebut reaksi PSG sebagai bentuk manipulasi yang memalukan dan berlebihan.
Menurutnya, klub seharusnya tidak menyalahkan timnas atas cedera pemain, apalagi sampai ingin mengatur urusan FFF setelah sebelumnya ikut memengaruhi Ligue de Football Professionnel (LFP).
PSG Dianggap Terlalu Ikut Campur Tangan
Lebih jauh, Dugarry menyindir Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi yang kerap tampil bersama Presiden FIFA Gianni Infantino untuk mendorong agenda-agenda besar seperti Piala Dunia Antarklub.