Viral Macan Tutul Masuk Hotel Bandung, Ahli Ungkap Fakta Predator di Alam Lepas

Selasa 07-10-2025,14:49 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

Ia menjelaskan, ada lima indikator utama kesejahteraan satwa dalam penangkaran, yaitu bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan lingkungan fisik, bebas dari rasa sakit dan penyakit, bebas dari rasa takut dan tekanan, serta bebas mengekspresikan perilaku alaminya.

“Meskipun satwa diberi makan setiap hari, kebutuhan mereka untuk mengekspresikan perilaku alami seperti berburu dan berinteraksi sosial tidak bisa digantikan,” tambahnya.

Kondisi tertekan di dalam kandang sering menjadi alasan satwa berusaha keluar, termasuk macan tutul yang akhirnya muncul di area hotel tersebut.

Dr Mustari juga menegaskan bahwa satwa yang sudah lama dikandangkan dan terbiasa diberi makan oleh manusia akan memiliki ketergantungan pada suplai makanan tersebut.

“Karena itu, ketika lepas, mereka cenderung kembali mendekati lingkungan manusia,” ujarnya.

BACA JUGA:Macan Kemayoran Siap Curi Poin Penuh di Kandang Dewa United

Solusi Hadapi Satwa Liar

Sebagai solusi jangka panjang, ia menekankan peran utama konservasi in-situ, yakni perlindungan satwa di habitat aslinya. Pendekatan ini tidak hanya melindungi satu spesies, tetapi juga seluruh keanekaragaman hayati di dalam ekosistem.

“Dengan konservasi in-situ, sumber air, iklim mikro, dan keseimbangan ekologis dapat terjaga dengan baik,” tutur Dr Mustari. 

Dr Mustari juga memberikan pesan terkait konservasi satwa liar.

“Memelihara satwa liar predator tidaklah mudah, pihak pengelola hendaknya memperhatikan faktor keamanan dan kesejahteraan satwa.” 

Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian Kehutanan (Kemenhut)/Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) sebagai otoritas pengelola (management authority) hendaknya lebih meningkatkan pengawasannya terhadap lembaga konservasi (LK), seperti kebun binatang, taman margasatwa, taman safari. 

Kategori :