Menjawab tantangan ini, PalmCo menerapkan pendekatan terintegrasi melalui pendampingan kelembagaan dan teknis sejak tahap awal.
Perusahaan juga menyediakan sistem digital internal berbasis SAP untuk memantau seluruh tahapan proses secara transparan mulai dari pengusulan, distribusi benih, hingga pelaporan perkembangan lahan.
“Kami tidak hanya memfasilitasi dana, tapi juga membantu menyelesaikan kendala administratif dan teknis. Dengan pendekatan digital, semua proses bisa diaudit dan dipantau secara terbuka,” jelas Jatmiko.
BACA JUGA:Cara Merawat Laptop Supaya Awet Dipakai Hingga Selesai Kuliah
BACA JUGA:Permata Bank Gelar Wealth Wisdom 2025, Dorong Generasi Muda Tangguh di Era Disrupsi
Intercropping dan Daya Tahan Ekonomi Petani
Masa tunggu pascatanam menjadi masa krusial bagi petani sawit rakyat. Untuk menjaga keberlanjutan ekonomi selama masa belum produktif, PalmCo juga mendorong praktik intercropping dengan tanaman sela mulai dari padi gogo hingga jagung.
Langkah ini bertujuan memberikan alternatif pendapatan sambil menjaga kemandirian pangan sebagaimana diamanatkan pemerintah.
Selain itu, peningkatan kapasitas petani terus dilakukan melalui pelatihan lapangan yang mencakup teknik budidaya modern, pemupukan tepat guna, hingga pemahaman tentang standar keberlanjutan global.
Membangun Kemitraan yang Setara
PalmCo meyakini bahwa keberhasilan program tidak akan tercapai tanpa sinergi erat dengan petani. Model kemitraan yang dibangun bukan sekadar hubungan ekonomi, tetapi kerja sama jangka panjang yang setara. Mulai dari tahap budidaya, pemasaran, hingga distribusi hasil panen, petani dilibatkan sebagai mitra utama.
BACA JUGA:Shopee Luncurkan Program ShopeeVIP: Pengalaman Belanja Lebih Dekat, Spesial, dan Penuh Keuntungan
BACA JUGA:Fitur Siri Apple Dituduh Merekam Pengguna Tanpa Izin di Prancis, Ini Klarifikasinya
“Kami percaya kemajuan industri sawit nasional hanya mungkin jika petani ikut tumbuh. Tidak boleh ada yang tertinggal,” ujar Direktur Hubungan Kelembagaan PalmCo, Irwan Perangin Angin.
Langkah ke Depan
Melalui capaian ini, PTPN IV PalmCo menyiapkan peta jalan jangka panjang untuk terus memperluas dampak PSR. Setiap tahun, ribuan hektar kebun rakyat ditargetkan untuk diremajakan dengan pendekatan yang lebih sistematis, berkelanjutan, dan berbasis teknologi.
“Petani tidak berjalan sendiri. Kami berkomitmen mendampingi dari awal hingga panen. Ini bukan hanya soal hasil, tapi tentang membangun masa depan perkebunan yang kuat dan menjadi kebanggaan bersama,” pungkas Jatmiko.
Program PSR merupakan bagian dari upaya nasional memperkuat sektor sawit rakyat sebagai pilar penting dalam ketahanan energi dan kesejahteraan petani.