"Maka dari itu saya mengambil banyak langkah, saya tetap belajar giat dan bekerja paruh waktu,” ucap dia.
Di tahun 2024, ayahnya didiagnosis kanker usus dan meninggal dunia di tahun 2025.
Wafatnya sang ayah jadi pukulan berat bagi Rafly. Harapannya menggapai cita-cita memudar lagi.
BACA JUGA:BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem periode 10-16 Oktober, Masa Peralihan Musim!
BACA JUGA:Mencekam! Sinopsis Getih Ireng, Titi Kamal dan Darius Diteror Santet dan Kakek Misterius
"Kondisi itu sangat memberikan saya pukulan dan perasaan pesimis itu datang lagi. Saya berpikir apa yang akan saya hadapi ke depannya dengan kondisi seperti ini, dengan ekonomi seperti ini, dan ketidakhadiran ayah saya,” tutur Rafly.
Namun, melihat ibu dan keluarganya, Rafly meyakinkan diri bahwa ia tak boleh menyerah.
Kini, harapan kembali muncul setelah sekolahnya terpilih bertransformasi menjadi Sekolah Garuda. Ia juga mencoba mendapatkan beasiswa demi mendapatkan peluang berkuliah ke luar negeri.
"Saya juga mendapatkan informasi seperti beasiswa Garuda, walaupun mungkin masih dikaji ke depannya bagaimana, tetapi itu sudah membuat saya senang bahwa saya mendapatkan peluang untuk bisa mendapat pendidikan di luar negeri,” kata Rafly.
Sekolah Garuda merupakan salah satu program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto. Sekolah ini berfokus pada pengembangan talenta di bidang sains dan teknologi di Indonesia.
BACA JUGA:RDF Rorotan Diuji Coba Skala Kecil, Deodorize Dipasang untuk Hilangkan Bau
Sekolah Garuda menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis science, technology, engineering, and mathematics (STEM).
Tujuan utama Sekolah Garuda adalah menyiapkan generasi muda Indonesia agar mampu bersaing dan melanjutkan pendidikan ke universitas-universitas terbaik, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.