DEPOK, DISWAY.ID – Cuaca panas terasa makin menyengat di sejumlah wilayah Indonesia pada pertengahan hingga akhir Oktober 2025. Dilansir dari data BMKG, suhu udara tercatat mencapai 34–37 derajat Celsius di beberapa daerah, membuat banyak warga, terutama para pekerja lapangan, kewalahan menahan gerah.
BMKG menjelaskan, fenomena ini terjadi akibat posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober berada di selatan ekuator. Kondisi ini membuat wilayah seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua menerima penyinaran matahari yang lebih intens.
BACA JUGA:Biaya Kuliah Universitas Borobudur Kampus Ahmad Sahroni, Fakultas Hukum Berapa?
BACA JUGA:Kuasa Hukum Silfester Ngotot Kasus Kliennya Sudah Kedaluwarsa, Kejagung Tegas Bilang Begini!
Selain itu, angin timuran (Monsun Australia) juga turut memperkuat cuaca panas. Angin ini membawa massa udara kering dan hangat, membuat pembentukan awan berkurang dan radiasi matahari langsung menghantam permukaan bumi.
“Penyebab utama suhu panas ini adalah posisi gerak semu matahari yang kini berada di selatan ekuator,” jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, pada Kamis 16 Oktober 2025.
Meski begitu, BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada karena masa pancaroba juga berpotensi menimbulkan hujan lebat disertai angin kencang, terutama pada sore hingga malam hari.
Ojol di Depok Kepanasan
Bagi para pengemudi ojek online (ojol), panas ekstrem ini benar-benar terasa di jalan. Salah satunya Yanto (50 tahun), pengemudi ojol di kawasan Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Ia mengaku tubuhnya sempat meriang akibat panas yang tidak biasa.
BACA JUGA:BMKG Prediksi Cuaca Panas Ekstrem Indonesia Berakhir Awal November 2025
“Panasnya beneran beda, kayak disembur dari atas. Badan sampai meriyang, tapi mau gimana lagi, pesanan tetap harus dijalankan,” kata Yanto kepada Disway, pada Kamis 16 Oktober 2025.
Rekan-rekan sesama ojol di Depok pun merasakan hal serupa. Banyak yang memilih istirahat sejenak di bawah pohon rindang atau di dekat minimarket untuk menghindari sengatan matahari.
“Kalau jam 12 sampai jam 2 siang itu rasanya kayak dibakar. Tapi kalau berhenti lama, pendapatan bisa turun. Jadi ya tetap jalan,” ujar Dedi (38), ojol lainnya.
BMKG memperkirakan cuaca panas ekstrem ini masih akan bertahan hingga awal November 2025 di beberapa wilayah Indonesia.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan asupan cairan, memakai pelindung tubuh, dan menghindari aktivitas luar ruangan pada siang hari bila tidak mendesak.