JAKARTA, DISWAY.ID - DPRD DKI Jakarta meminta Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk tidak buru-buru menaikkan tarif TransJakarta.
Adapun usulan kenaikan tarif menjadi Rp5.000 itu mempertimbangan tarif Transjakarta tidak mengalami kenaikan sejak tahun 2005.
"Kebijakan penyesuaian tarif jangan terburu-buru. Perlu ada kajian komprehensif. Khususnya soal kemampuan bayar masyarakat," kata Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Francine Widjojo dalam keterangannya pada Selasa, 28 Oktober 2025.
BACA JUGA:NUS Innovation Forum Jakarta Dorong Kolaborasi dalam AI, Ekonomi Digital, dan Deep Tech
BACA JUGA:Menicon Hadir di Jakarta Fashion Week 2026: Tiga Lensa Miru Buka Cara Baru Melihat Dunia
Dia pun akan meminta dasar kajian rencana kenaikan tarif TransJakarta terlebih dahulu. Terutama terkair kemampuan membayar masyarakat.
"Kemampuan bayarnya sekarang berapa dengan layanan Transjakarta yang sekarang cakupannya sudah jauh lebih luas,” ujar Francine.
Apalagi sejak tarif awal Rp3.500 diberlakukan, layanan Transjakarta terus berkembang pesat. Kini, memiliki jaringan bus yang lebih luas.
Terdapat pula layanan JakLingko gratis, layanan Transjakarta Care untuk penyandang disabilitas, serta integrasi rute hingga kawasan Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek).
BACA JUGA:Pramono Perintahkan Tebang Pohon Tua di Jakarta, Antisipasi Kejadian Pondok Indah Terulang
“Tentu ini membutuhkan kajian, seberapa, sih, wajar tarif yang dikenakan untuk keseluruhan layanan yang baik ini,” ucap Francine.
Terkait besaran kenaikan, jelas dia, terdapat usulan awal dari pihak eksekutif yakni sebesar Rp1.500.
Dengan begitu, tarif Transjakarta dari yang sebelumnya Rp3.500 menjadi Rp5.000.
“Tapi dengan catatan ya. Kami meminta ini sudah dilengkapi kajian tertulis terlebih dahulu,” tegas Francine.