Sorotan utama tentu pada hubungan Conte dan Fabregas.
Hubungan mereka di Chelsea tidak selalu mulus.
BACA JUGA:Napoli Diterpa Badai Cedera, Lobotka dan Politano Alami Robekan Otot Usai Kalahkan Genoa
Fabregas pernah berselisih dengan metode Conte. Kini, mereka berhadapan di sisi berbeda, masing-masing membawa filosofi, generasi, dan jalan karier berbeda.
Kepribadian Fabregas semakin terlihat saat menanggapi komentar Igor Tudor, yang menyebut Como sebagai “tim kecil” dan menyatakan Fabregas bisa memilih pemain sesuka hati.
Fabregas menanggapi, “Mungkin dia tidak mengerti situasinya. Kita hidup dalam realitas yang berbeda.”
Duel ini bukan hanya soal taktik, tapi juga pertaruhan karakter. Dua sosok yang dulu berjuang bersama kini berdiri di sisi berlawanan, sama-sama ingin membuktikan diri.
Seperti dikatakan Damascelli, “Drama di Serie A akhir pekan ini dijamin tidak akan kurang.”
BACA JUGA:Puas, AC Milan Mau Ulangi 'Trik Transfer Luka Modric' dengan Merekrut Bintang Barcelona
Napoli vs Como: Pertarungan Juara vs Pendatang Baru di Serie A 2025/2026
Napoli, sang juara bertahan, kembali ke kandang setelah meneguhkan ritme kemenangan usai jeda internasional.
Dua kemenangan beruntun atas Inter Milan di akhir pekan lalu dan Lecce di tengah pekan menjadi jawaban atas kekalahan dari PSV dan Torino beberapa pekan sebelumnya.
Frank Anguissa mencetak gol beruntun, sementara Vanja Milinkovic-Savic menyelamatkan penalti, menjaga Napoli tetap di puncak klasemen dengan keunggulan selisih gol atas AS Roma.
Stadion Maradona tetap menjadi benteng tak terkalahkan Napoli, dengan rekor 16 laga kandang Serie A tanpa kekalahan sejak Desember lalu, termasuk empat kemenangan sempurna musim ini.
BACA JUGA:Cremonese Alami Pukulan: Emil Audero Cedera Jelang Laga vs Como, Silvestri Kesempatan Debut