“Keyakinan kita adalah kasus ini adalah kriminalisasi, karena itu saya kira layak untuk didiskusikan, disampaikan aspirasinya kepada pihak kepolisian. Kok di tengah adanya gelombang untuk adanya reformasi masih ada kasus-kasus seperti ini,” tambahnya.
Ia turut mengkritik praktik pemidanaan terhadap ekspresi dan penelitian.
“Negara yang mentersangkakan atau mempidanakan orang berpendapat, apalagi dengan penelitian dan lain sebagainya, itu negara yang demokrasinya sontoloyo. Indonesia kan tidak ingin seperti itu harusnya, Indonesia harus naik kelas menjadi negara demokrasi yang substantif,” tegasnya.
Refly menegaskan bahwa walkout ini merupakan sinyal penting bagi institusi negara.
“Karena itu sudahlah, kita keluar saja. Dan menurut saya baik, sebagai alarm peringatan bahwa masyarakat sipil tidak diam kalau diperlakukan tidak adil,” ujarnya.