Banyak hal yang ia kerjakan, mulai dari mencuci piring, mengepel rumah untuk mendapatkan penghidupan.
Upah yang didapatnya itu rasanya tak setimpal dengan keringat dan kerja kerasnya. Ia hanya dihargai sebesar Rp100 ribu setiap bulannya.
Di majikan pertama, ia hanya bertahan selama 6 bulan. Sayangnya, di rumah majikan kedua, Erlyanie tidak mendapatkan gaji selama dua tahun bekerja di sana.
Karena tidak ingin mengecewakan siapapun, Erlyanie tetap bekerja di sana, bahkan sampai dianggap anak sendiri oleh majikannya.
Suatu hari, karena sering mengintip di sekitar lingkungan SMP, bunda Erlyanie dipanggil kepala sekolah tersebut dan diajak untuk bisa bersekolah di sana.
BACA JUGA:PT Nosè Herbal Indo, Pelopor Kosmetik Lokal Berbasis Bahan Alami Nusantara
Dengan semangatnya yang tinggi, ia menerima ajakan tersebut tanpa meninggalkan pekerjaannya sebagai ART.
Hal ini terus berlanjut hingga dirinya lulus SMA. Setelah lulus, ia meminta izin kepada majikannya untuk bisa mencari pengalaman bekerja di luar.
Tidak hanya itu, Erlyanie juga mencari kampus-kampus yang murah untuk bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Sembari kuliah, bunda Erly mencari pengalaman bekerja, mulai dari SPG hingga kontraktor.
"Dari situ jadi banyak pengalaman dan belajar, apalagi bos aku dulu rata-rata cewek. Aku ngeliat kayak wow, wonderwoman semua. Aku jadi terinspirasi dari mereka" ungkap Erlyanie.
Awal Mula Mengenal Bisnis
Erlyanie menyebutkan bahwa dirinya mulai ketagihan berbisnis setelah membeli obat penggemuk.
"Kok aku bisa ya beli obat penggemuk, padahal sebel sama orang ini (penjual) tapi kok penasaran dan akhirnya beli," tuturnya.
Namun, obat tersebut tidak diminum olehnya, melainkan dijual kembali di sosial media BBM (Blackberry Messenger)
Erly cukup terkejut karena ada orang yang membeli produknya padahal ia belum diberikan informasi mengenai berapa harga jualnya.