Guyana Ajak Indonesia Masuk FCLP, Bahas Kerja Sama Kehutanan di COP30

Rabu 19-11-2025,16:37 WIB
Reporter : Risto Risanto
Editor : Risto Risanto

JAKARTA, DISWAY.ID - Delegasi Indonesia yang hadir pada COP30 UNFCCC sektor kehutanan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Sumber Daya Alam Guyana, Vickram Bharrat, bersama Advisor to the President of Guyana, Kevin Hogan, pada 19 November 2025. Agenda utama dalam pertemuan ini adalah membahas peluang Indonesia untuk bergabung dalam Forest Climate Leaders’ Partnership (FCLP). Pertemuan tersebut menjadi kelanjutan dari dialog yang sebelumnya terjalin dalam rangkaian agenda FCLP.

Dalam kesempatan itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Perubahan Iklim, Prof. Haruni Krisnawati. Ia didampingi Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri, Krisdianto, serta Direktur Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat, Julmansyah.

Menteri Bharrat memaparkan peran Guyana sebagai co-chair FCLP dan menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat menjadi bagian dari kemitraan tersebut. Ia menilai Indonesia memiliki pengalaman panjang dalam pengelolaan hutan tropis yang dapat memperkuat kolaborasi dan berbagi pengetahuan di antara negara anggota.

BACA JUGA:Estonia Posisikan Indonesia sebagai Mitra Strategis untuk Inovasi Maritim dan Keamanan Siber Tahun 2026

“FCLP saat ini terdiri dari 36 negara, mencakup negara maju maupun berkembang, yang berkomitmen melindungi hutan dunia dan mengatasi deforestasi. Indonesia memiliki praktik pengelolaan hutan yang solid dan dapat menjadi contoh bagi anggota lainnya,” kata Bharrat.

Merespons ajakan tersebut, Krisdianto menyampaikan terima kasih atas perhatian Guyana dan menegaskan bahwa permintaan itu akan disampaikan kepada Menteri Kehutanan RI. Ia mengingatkan bahwa Indonesia sebelumnya menghadiri FCLP pada COP27 di Mesir sebagai observer dan saat itu belum memutuskan untuk bergabung.

Bharrat kemudian menjelaskan bahwa FCLP telah memperbarui visi dan pendekatannya, termasuk perubahan misi menjadi “halt and reverse forest loss”. Menurutnya, mandat baru ini membuka ruang yang lebih luas bagi negara anggota dengan kebijakan kehutanan yang beragam. Hal ini juga akan menjadi bahan pembahasan lanjutan antara FCLP dan Kementerian Kehutanan RI.

Ia menambahkan bahwa FCLP berencana menggelar pertemuan dua tahunan di Guyana pada Mei 2026, dan berharap Indonesia bisa hadir sebagai anggota penuh.

BACA JUGA:Brand Lokal Indonesia Diprediksi Mendunia di 2026, Ekspor Non-Migas Dibidik Tembus US$300 Miliar

Pada penghujung pertemuan, delegasi Indonesia menyampaikan bahwa FCLP perlu mengirimkan surat resmi kepada Menteri Kehutanan RI untuk menjelaskan transformasi organisasi sekaligus mengajukan permintaan keanggotaan secara formal. Guyana juga mengutarakan ketertarikan untuk memperdalam kerja sama dan mempelajari pengalaman Indonesia dalam praktik pengelolaan hutan berkelanjutan.

Pertemuan diakhiri dengan kesepakatan bahwa FCLP akan menyiapkan surat resmi terkait permohonan keanggotaan, serta undangan terpisah untuk agenda kunjungan kerja dan pertukaran pengetahuan mengenai tata kelola kehutanan antara kedua negara.

Kategori :