Yang unik, Hallgrímsson memulai kariernya bukan sebagai pelatih, melainkan dokter gigi.
Ia meniti jalannya dari klub kecil IBF, kemudian menjadi asisten pelatih Islandia pada 2011, hingga akhirnya naik ke posisi pelatih kepala.
Hallgrímsson membuktikan bahwa negara kecil dapat bersaing di level tertinggi melalui pendekatan taktis yang matang dan eksekusi disiplin.
Filosofinya menekankan organisasi tim, efektivitas, dan kesiapan mental, aspek yang sering menjadi kelemahan tim-tim Asia Tenggara.
Jika terpilih, Hallgrímsson dapat menghadirkan era stabilitas baru dengan penguatan struktur permainan, terutama dalam bertahan dan transisi negatif, dua area yang kerap jadi masalah bagi Indonesia.