JAKARTA, DISWAY.ID--Setelah Gunung Merapi semburkan lava dan awan panas, malam ini Gunung Semeru mengalami 12 kali letusan.
Sejak Rabu 23 Maret 2022 pukul 03.53 hingga pukul 20.57 WIB Gunung Semeru meluncurkan mulai bergemuruh, mengeluarkan awan panas guguran sejauh 4 Km ke arah tenggara.
Tinggi asap kurang lebih 500 sampai 700 meter, warna asap putih kelabu condong ke arah barat daya dan tenggara.
BACA JUGA:5 Kali Gempa, Merapi Muntahkan Lava Disertai Awan Panas
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menyebut awan panas bergerak ke wilayah Besuk Kobokan dan Besuk Lengkong.
”Laporan dari petugas pantau, luncuran awan panas memiliki amplitudo maksimum 25 mm. Ini tercatat di seismogram,” terang Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lumajang Joko Sambang.
Gunung Semeru tercatat mengalami 18 kali gempa letusan dengan amplitudo 18-25 mm selama 100-250 detik, lima kali gempa tremor harmonik, dua kali gempa vulkanik, dan dua kali gempa tektonik jauh.
BACA JUGA:Pemilu 2024 Kotak Suara dari Kardus, DPR: Kalau Mau Hemat yang Dulu Bisa Dipakai
Selama periode pengamatan Rabu pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, letusan asap warna putih kelabu dengan tinggi asap 400 sampai 1.800 meter teramati di puncak Gunung Semeru.
Pada periode pengamatan itu, Semeru tercatat mengalami 19 kali gempa letusan, satu kali gempa embusan, dan satu kali tremor harmonik dengan amplitudo 6 mm selama 220 detik.
Warga diimbau tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak gunung.
BACA JUGA:Syarat Wajib Booster Tetap Dikaji Kembali, Jubir Kemenkes: Disesuaikan Daerah, Indikatornya PPKM
Larangan ini pun berlaku di area dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan yang berpotensi terkena dampak awan panas guguran dan aliran lahar.
Dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru dilarang mendekat karena rawan lontaran batu atau pijar," jelas Joko.
Ia mengimbau warga di sekitar Gunung Semeru mewaspadai dampak awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak gunung.