JAKARTA, DISWAY.ID - Rusia kembali melancarkan serangan. Kali ini targetnya pabrik baja Azovstal di Mariupol, benteng terakhir Ukraina. Serangan ini terjadi setelah gencatan senjata gagal pada Selasa 3 Mei 2022.
Sekitar 200 warga sipil terperangkap di bawah tanah meskipun ada kesepakatan yang ditengahi PBB.
Roket Rusia menghantam bagian lain Ukraina timur dan selatan dan menargetkan tempat pembuangan perangkat keras militer Barat yang canggih.
BACA JUGA:Presiden Joko Widodo Imbau Pemudik Kembali Lebih Awal
Rusia kini mengalihkan kekuatan tembakannya ke timur dan selatan Ukraina. Ini dilakukan setelah gagal merebut ibu kota Kyiv pada Maret.
Sementara AS, Inggir dan sekutunya akan memberikan perhitungan berupa sanksi yang lebih keras, termasuk membantu pertahanan udara Ukraina dan artileri jarak jauh.
”Ini adalah saat terbaik Ukraina, yang akan diingat dan diceritakan untuk generasi yang akan datang," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pidatonya di parlemen Ukraina melalui tautan video.
BACA JUGA:Kumpulkan Kekuatan, Ukraina Sesumbar Akan Gempur Balik Rusia Akhir Mei
Kata-kata ini terakhir diucapkan oleh Churchill pada tahun 1940 ketika Inggris menghadapi ancaman invasi dan dikalahkan oleh Nazi Jerman.
”Pasukan Rusia mencoba menyerbu Azovstal. Serangan itu dimulai setelah pesawat Rusia membom lokasi itu semalam,” dikutip Disway.id outlet berita Pravda Ukraina.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukan Ukraina telah menggunakan gencatan senjata untuk menetapkan posisi penembakan baru. Bahwa pasukan yang didukung Rusia sekarang mulai menghancurkan lokasi strategis.
BACA JUGA:Matinya Simbol Eksplorasi Ruang Angkasa Rusia dan AS
Lebih jauh di sepanjang pantai Laut Hitam, rudal presisi tinggi menghantam lapangan terbang dekat pelabuhan Odessa di mana drone dan amunisi yang dipasok ke Ukraina oleh Amerika Serikat dan sekutu Eropa disimpan, menurut kementerian pertahanan Rusia.
Perang yang diluncurkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari juga sangat terfokus di provinsi timur Donetsk dan Luhansk, yang sebagian sudah dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia.
Pasukan Rusia mencoba mengepung pasukan besar Ukraina di sana, menyerang dari tiga arah dengan pemboman besar-besaran di sepanjang garis depan.