ZAPORIZHZHIA, DISWAY.ID - PBB menyebut 101 warga sipil telah berhasil dievakuasi dari terowongan pabrik Azovstal di Kota Mariupol, Ukraina, dalam operasi bersama dengan Palang Merah.
”Saya senang dan lega untuk memastikan bahwa 101 warga sipil telah berhasil dievakuasi dari pabrik baja Azovstal di Mariupol,” Osnat Lubrani, koordinator kemanusiaan PBB untuk Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan, Selasa 3 Mei 2022.
Evakuasi berlangsung lima hari dan 101 wanita, pria, anak-anak dan orang tua akhirnya bisa meninggalkan bunker di bawah pabrik baja Azovstal dan melihat siang hari setelah dua bulan bersembunyi.
BACA JUGA:Genjatan Senjata Rusia-Ukraina Gagal, Pabrik Baja Dibom
Warga sipil dan tentara Ukraina selama berminggu-minggu terperangkap di pabrik baja besar di pelabuhan Laut Hitam, dikepung dan dihantam oleh pasukan Rusia sejak awal invasi mereka.
Para pengungsi dibawa ke pusat kota Zaporizhzhia, yang berada di bawah kendali Ukraina. Evakuasi itu disepakati setelah Sekjen PBB Antonio Guterres mengunjungi Moskow dan Kyiv.
Lubrani memperingatkan kemungkinan banyak warga sipil yang masih terjebak dan mengatakan PBB siap untuk kembali ke pabrik yang terkepung untuk membawa mereka ke tempat yang aman.
BACA JUGA:Presiden Joko Widodo Imbau Pemudik Kembali Lebih Awal
Palang Merah juga mengkonfirmasi keberhasilan evakuasi dalam pernyataan terpisah. Dikatakan beberapa warga sipil yang dievakuasi terluka.
Meskipun dikatakan sangat melegakan membawa 101 warga sipil keluar dari terobowongan itu namun, Palang Merah meyakini masih ada ratusan orang yang ada di dalam bunker.
Genjatan Senjata Rusia-Ukraina Gagal
Rusia kembali melancarkan serangan. Kali ini targetnya pabrik baja Azovstal di Mariupol, benteng terakhir Ukraina.
Serangan ini terjadi setelah gencatan senjata gagal pada Selasa 3 Mei 2022. Sekitar 200 warga sipil terperangkap di bawah tanah meskipun ada kesepakatan yang ditengahi PBB.
BACA JUGA:Pasokan Senjata Amerika Dihajar Rusia di Lapangan Terbang Dekat Odesa, Bandara Rusak Parah
Roket Rusia menghantam bagian lain Ukraina timur dan selatan dan menargetkan tempat pembuangan perangkat keras militer Barat yang canggih.