Peluang itu terbuka lebar setelah dua pembalap pabrikan sebelumnya itu tak menonjol bersaing dengan Joan Mir (Suzuki) dan Franco Morbidelli (Satelit Yamaha).
Lucunya, Jack Miller yang menunggangi Ducati GP20 mampu mengacak-acak barisan depan, sehingga di akhir musim ia finish di peringkat keempat.
Sementara Bagnaia dapat memberikan sekali podium, dan hasil tersebut cukup buat dirinya promosi ke tim pabrikan.
BACA JUGA:Bejat! Kelar Lebaran Rudapaksa Remaja Depan Kakaknya
Konflik Ducati dan Dovizioso
Musim 2020 agak aneh buat Ducati, karena Andrea Dovizioso jadi pembalap favorit untuk meraih juara dunia, mengingat Marc Marquez cedera semusim usai kecelakaan di Jerez.
Namun isu konflik antara Dovi dengan Ducati menjadi pembicaraan hangat di tengah-tengah paddock MotoGP.
Dovi saat itu menginginkan kenaikan gaji, namun mengingat di tengah pandemi COVID-19 berdampak dengan menurunkan pemasukan, ditambah budget pengembangan motor harus tetap berlanjut.
Makanya, meski di musim 2021 lalu para tim sepakat membuat kebijakan bahwa setiap pabrikan tak akan meluncurkan mesin terbaru karena masalah keuangan.
Namun Ducati tetap memberikan motor Ducati GP21, hasil dari pengembangan mesin GP20 yang ditingkatkan.
Usai tak menemui jalan keluar, Dovi akhirnya memutuskan untuk pergi dari Ducati yang diikuti oleh Petrucci yang di pertengahan musim sudah menyatakan akan pergi karena habis kontrak.
Perebutan Satu Kursi Tim Pabrikan
Mesin Ducati GP23 dipastikan akan menjadi pacuan terbaru tim pabrikan di musim depan, dengan Bagnaia akan jadi pembalap unggulan.
Tersisa satu kursi yang belakangan ini menjadi isu terhangat di MotoGP 2022.
BACA JUGA:Kisah Unik Seorang Profesor Asal Ukraina, Ikut Perang Lawan Rusia Tapi Sambil Mengajar Via Online