5. Susah Bernapas
Cuaca panas dan lembab seperti di Indonesia saat ini dapat membuat seseorang susah bernapas, terutama buat mereka dengan kondisi paru-paru yang tidak sehat.
BACA JUGA:Viral Kakek Tua Ngaku Tuhan, Minta Pengikutnya Mandi Pakai Kotoran hingga Ketombenya
Diketahui sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menjelaskan daerah dengan suhu tertinggi yakni 36,1° celcius terjadi di Tangerang dan Kalimantan Utara.
Sebelumnya, banyak faktor yang memicu suhu panas di Tanah Air cukup tinggi. Antara lain posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator.
Hal itu mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.
BACA JUGA:Breaking News, Pasar Ciputat Kebakaran, 4 Unit Mobil Dikerahkan Pemadam Kebakaran
Adapun tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang. Sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.
Selanjutnya, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi.
Sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.
BACA JUGA:Gawat! 15 Kasus Hepatitis Sudah Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Ungkap Faktanya
"Suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena gelombang panas," ucapnya menegaskan.
Masih dari keterangan Guswanto, berdasarkan organisasi meteorologi dunia, WMO, gelombang panas atau dikenal dengan Heatwave, adalah fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut.
Yang mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.
"Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah," tandasnya.