BRUSSELS, DISWAY.ID-Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban tidak akan memblokir sanksi Uni Eropa (UE) terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Hungaria menegaskan tolak embargo terhadap Rusia selama tidak menimbulkan risiko bagi keamanan energi Hungaria.
Selain Hungaria, beberapa negara anggota Uni Eropa lainnya sejauh ini menolak usulan sanksi UE terhadap minyak Rusia.
Uni Eropa membutuhkan 27 negara untuk menyetujui embargo terhadap Rusia agar dapat dilanjutkan.
BACA JUGA:264 Tentara Terakhir Ukraina di Mariupol Menyerah ke Pasukan Rusia
PM Viktor Orban mengatakan, tugas paling penting dari pemerintahan barunya adalah mengarahkan ekonomi Hungaria melewati krisis ekonomi Eropa.
Tugas berikutnya adalah mempertahankan keringanan pajak dan tunjangan yang diberikan kepada keluarga-keluarga dan membela tagihan energi rumah tangga yang dibatasi.
"Perang dan kebijakan sanksi Eropa yang diberikan sebagai tanggapan (invasi Rusia ke Ukraina) telah menciptakan krisis energi," kata PM Viktor Orban.
Menurutnya, krisis energi dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat telah bersama-sama membawa era inflasi tinggi.
BACA JUGA:Intelijen Ingris: Rusia Kehilangan Sepertiga Pasukan sejak Invasi Ukraina
Semua ini akan membawa era resesi, ketika penurunan output ekonomi, stagnasi dan tahun sedikit peningkatan output akan saling mengikuti di Eropa.
PM Viktor Orban berulang kali bentrok dengan Uni Eropa mengenai kebijakan, paling akhir tentang hak LGBT dan masalah aturan hukum, tetapi mengatakan pentingnya Hungaria menjadi anggota NATO tidak pernah sejelas sekarang.
Dia memproyeksikan perang di negara tetangga Ukraina akan berlangsung untuk waktu yang lama dan akan menimbulkan ancaman keamanan permanen ke Hungaria.
Dia juga mengatakan Bank Nasional Hungaria sebagai bank sentral dan pemerintah harus mengoordinasikan langkah-langkah untuk mengekang inflasi.
"Kami akan menyelaraskan langkah-langkah ini. Kami akan mengambil tindakan hati-hati, tetapi tegas untuk mengatur harga-harga," kata PM Viktor Orban.