BACA JUGA:Pedagang Oleh-oleh Haji Tanah Abang Mulai Diserbu Jamaah Jelang Ibadah Haji 2022
BACA JUGA:10 Cara Penggunaan AC yang Benar Agar Tagihan Listrik Tak Jebol
Ia juga pernah mengambil pendidikan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi di UGM pada 1996-2000.
Setelah itu Ova Emilia lanjut menuntaskan S3 Clinical Teaching di University of New South Wales plus pendidikan dokter subspesialis di UGM pada 2009.
Tak hanya menjadi mahasiswa saja, Ova juga pernah menjabat sebagai Dekan di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) pada 2016.
Kemudian Ova juga mengambil alih sebagai ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Negeri Indonesia sejak 2018.
BACA JUGA:Jika Dalam Waktu 2x24 Jam Kedubes Singapura Tidak Minta Maaf, Pendukung UAS Siap Demo Lebih Besar
BACA JUGA:Bocor! Gus Miftah Sebut Azka Corbuzier Segera Mualaf, Bakal Ikut Deddy Corbuzier Naik Haji?
Berkat kecerdasannya, Ova Emilia mampu mendapat kan sejumlah penghargaan, di antaranya ada First prize for young gynecologist award (1998) dan SIDA Award (2006).
Ada sejumlah buku juga yang sudah pernah ditulisnya dan juga jurnal internasional.
Bahkan Ova Emilia mampu membangun sebuah inovasi, advokasi dan kebijakan dengan membentuk kurikulum untuk dokter pelayanan KB pada tahun 2012-2020.
Berkat Ova, kurikulum tersebut langsung jadi model pelatihan nasional dan diterapkan di Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Perjuangan Pria Asal Brazil, Sunat hingga Ucap Dua Kalimat Syahadat Demi Ayang yang Ada di Jambi