Pemerintah Genjot Ketersediaan Dokter Spesialis untuk Layanan Kesehatan Merata

Pemerintah Genjot Ketersediaan Dokter Spesialis untuk Layanan Kesehatan Merata

Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK), Yuli Farianti, menegaskan bahwa pemerintah mempercepat pemenuhan dokter spesialis untuk menjawab kebutuhan layanan kesehatan yang makin mendesak. -doddy suryawan-

JAKARTA,- DISWAY.ID - Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK), Yuli Farianti, menegaskan bahwa pemerintah mempercepat pemenuhan dokter spesialis untuk menjawab kebutuhan layanan Kesehatan yang makin mendesak. 

Ia menolak anggapan adanya perbedaan kualitas antara pendidikan spesialis berbasis universitas dan rumah sakit karena seluruh proses mengikuti standar nasional yang sama, mulai dari rekrutmen hingga kompetensi lulusan.

Saat ini, kebutuhan mendesak di antaranya adalah dokter spesialis jantung di 272 kabupaten/kota di Indonesia.

BACA JUGA:Drama Korea Can this Love Be Translated Umumkan Jadwal Tayang 16 Januari 2025 di Netflix

BACA JUGA:Satgas Pangan Polri Salurkan 4.634 Ton Beras SPHP ke Papua Raya

Dengan memperluas kerja sama antara perguruan tinggi dan rumah sakit (teaching hospital), target penyediaan tenaga spesialis yang semula diproyeksikan memakan waktu 20–30 tahun diharapkan dapat dipangkas menjadi 5–10 tahun.

Sementara itu, Akademisi FKM UI, Iwan Ariawan, mengatakan bahwa Indonesia masih kekurangan 28 ribu dokter spesialis, dan angkanya bisa melonjak hingga 70 ribu pada 2032 jika tidak ada percepatan. 

Perhitungan tersebut menggunakan data riil seperti 280 juta data klaim BPJS, proyeksi penduduk, beban penyakit, validasi 38 kolegium spesialis, serta perbandingan dengan sistem NHS Inggris," katanya.

BACA JUGA:Bantuan Bencana Hidrometeorologi, Hutama karya Perkuat Akses dan Hunian Sementara di Sumut, Aceh dan Sumbar

BACA JUGA:Pemprov DKI Gelar Operasi Katarak dan Bagikan Kacamata Gratis Sambut Hari Ibu 2025

Kekurangan dan ketimpangan distribusi dokter spesialis terbukti berdampak langsung pada keselamatan pasien, termasuk tingginya angka kematian ibu di sejumlah daerah.

“Kami ingin memastikan masyarakat menerima informasi yang benar. Pemenuhan dokter spesialis ini bukan sekadar angka, tetapi menyangkut nyawa dan kesejahteraan rakyat,” tutup Yuli.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads