JAKARTA, DISWAY.ID - Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah berikan tanggapan keras terkait perburuan tersangka Harun Masiku yang kini masih berstatus buronan.
Tempat persembunyian Harun Masiku pun hingga kini masih diperdebatkan, karena seolah sosoknya lenyap tak diketahui jejaknya sama sekali.
Menanggapi hal itu, Febri Diansyah meminta KPK sudahi saja perburuan ini jika memang tak mampu menangkap Harun Masiku.
"Kalau memang KPK ga mampu tangkap Harun Masiku, ya udahlah akui saja.. Lebih baik jujur, mgkn banyak yg memahami..," ujar Febri Diansyah dari Twitter @febridiansyah, pada 22 Mei 2022.
BACA JUGA:29 Hotel Disewa Untuk Jemaah Haji Indonesia, Menag: Dekat dengan Masjid Nabawi
BACA JUGA:Timnas Indonesia Benamkan Malaysia, Sea Game 2021 Pulang Bawa Perunggu
Namun jika memang KPK masih berusaha untuk menangkap, Febri Diansah berharap agar lembaga anti rasuah ini bisa membuktikan dengan hasil yang nyata.
"Tp kalau mmg ada niat dan serius mencari buron, cari & buktikan dengan hasil.." ujar Febri Diansyah.
Di sisi lain, Febri juga merasa heran pasalnya menurut data di website KPK pencarian Harun Masiku dimulai 2021, padahal tersangka buronan itu sudah sudah DPO sejak 2022 silam.
"Website KPK mencantumkan Harun Masiku dalam pencarian sejak 26 Januari 2021, padahal Ketua KPK sudah bilang HM DPO sejak Januari 2020. ana yg benar?," ujar Febri.
BACA JUGA:Kabar Duka, Gubernur Lampung Periode 1998-2003 Meninggal Dunia
Lanjut Febri, ia pun tak paham lagi harus menunggu kapan waktu penangkapan Harun Masiku bisa terjadi.
Ia menyebut jika ditotal sejak 2020, maka sudah 27 purnama berlalu namun Harun Masiku belum juga ditemukan.
"Dah berapa purnama sih ini KPK ga mampu tangkap Harun Masiku?," ujarnya.
Kalau memang KPK ga mampu tangkap Harun Masiku, ya udahlah akui saja.. Lebih baik jujur, mgkn banyak yg memahami..
— Febri Diansyah (@febridiansyah) May 21, 2022
Tp kalau mmg ada niat dan serius mencari buron, cari & buktikan dengan hasil..
BACA JUGA:Catatan Kritis untuk Ketum PBNU: Mendekatkan Agama pada Politik, Bukan Sebaliknya