JAKARTA, DISWAY.ID - Juventus tersingkir di babak 16 besar Liga Champions setelah kalah dari Villarreal dengan skor meyakinkan 1-3 (agregat 1-4) pada leg kedua yang berlangsung di Allianz Stadium, Kamis 17 Maret 2022 dini hari WIB.
Gerard Moreno mencetak gol pembuka pertandingan dengan penalti pada menit ke-78 menyusul pelanggaran Daniele Rugani terhadap Francis Coquelin yang diberikan wasit Szymon Marciniak setelah berkonsultasi dengan VAR.
Pemain belakang Pau Torres menambahi gol kedua lima menit menjelang pertandingan usai ketika ia menikam gawang setelah tendangan Serge Aurier dari sepak pojok sebelum Arnaut Danjuma menyarangkan penalti pada masa tambahan waktu.
Menariknya saat menghadapi tuan rumah Juventus, kiper Villarreal Geronimo Rulli melakukan beberapa penyelamatan cerdas di babak pertama.
Dengan pertandingan yang sepertinya akan berlanjut ke perpanjangan waktu, Rugani menjatuhkan Coquelin.
Bos Juve Massimiliano Allegri bereaksi terhadap ketertinggalan dengan memasukan Paulo Dybala dan Federico Bernardeschi.
Sayangnya, langkah ini pun tak membuahkan hasil maksimal. Keduanya tidak bisa berbuat banyak dengan tekanan mental yang dialami pasukan Si Nyonya Tua julukan Juventus.
Hanya tujuh menit kemudian pertandingan berakhir saat Torres mencetak gol kedua Villarreal. Danjuma menambahkan gloss ke scoreline saat dia menyelesaikan dari titik berikut handball putus asa Matthijs de Ligt setelah Juve terjebak dalam serangan balik.
Kekalahan ini membuat Juventus tersingkir dari kompetisi di babak 16 besar untuk musim ketiga berturut-turut sementara Villarreal mencapai perempat final untuk pertama kalinya sejak 2009.
Jika Serie A berakhir hari ini, musim Juventus akan gagal mengingat kondisi awal dan uang yang dikeluarkan di bursa transfer Januari.
Kualitas Lebih Rendah
Pasukan Massimiliano Allegri memiliki kualitas yang lebih rendah dari pendahulunya Maurizio Sarri dan Andrea Pirlo tetapi ia telah membangun unit pertahanan yang lebih besar daripada mereka.
Di bawah Sarri, identitas Juventus terlihat jelas dengan kecintaan pria Italia itu pada formasi 4-3-3 dan penguasaan bola yang mendominasi.
Juventus mengalami musim yang harus dilupakan karena mereka terus berjuang di beberapa area.
Tekanan meningkat pada manajer Juve Massimiliano Allegri - terutama karena gaya permainannya.