DISWAY.ID-Kamis 26 Mei 2022, Rusia melancarkan serangan merebut wilayah Donbass di Timur Ukraina.
Donbass adalah wilayah peralihan serangan Rusia setelah sebelumnya gagal merebut ibu Kota Ukraina Kyiv dan Kharkiv.
Ratusan bangunan di Kota Industri itu hancur berkeping-keping dihantam roket dan rudal rusia.
Reuters melaporkan, ribuan tentara Rusia dikerahkan menyerang dari tiga sisi, mengepung pasukan Ukraina di Kota Sievierodonetsk dan Lysychansk.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksyy dalam pernyataanya mendesak Barat untuk menjatuhkan sanksi lebih keras kepada Rusia.
BACA JUGA:531 Pasukan Ukraina Menyerah setelah Ketahuan Sembunyi di Pabrik Baja Azovstal
Presiden Ukraina Volodymyr melancarkan kritik kian meningkat terhadap Barat ketika militer Rusia mencoba mengepung dua kota utama di Timur, Sievierodonetsk dan Lysychansk.
Zelenskyy menganggap Barat lamban dalam menjatuhkan embargo minyak Rusia.
Zelenskyy minta Barat tidak bermain-main dengan Rusia dan menjatuhkan sanksi lebih keras kepada Moskow untuk mengakhiri perang tidak masuk akal di Ukraina.
"Ukraina akan selalu menjadi negara merdeka dan tidak akan hancur. Satu-satunya pertanyaan adalah berapa harga yang harus dibayar rakyat kami untuk kebebasan mereka, dan berapa harga yang akan dibayar Rusia untuk perang tidak masuk akal melawan kami ini," kata Presiden Zelenskyy, Kamis malam 26 Mei 2022.
Ia mengeluhkan ketidaksepakatan di kalangan anggota Uni Eropa tentang sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dan bertanya mengapa beberapa negara dibiarkan menghalangi rencana tersebut.
Uni Eropa sedang membahas putaran keenam tindakan hukuman, termasuk embargo impor minyak Rusia.
BACA JUGA:Rusia Stop Ekspor Gas Giliran Malaysia Larang Ekspor Ayam
Langkah itu membutuhkan suara bulat dari seluruh anggota, tetapi Hungaria menentang gagasan itu untuk saat ini dengan alasan ekonominya akan terlalu menderita.
Zelenskyy mengatakan, Rusia menerima 1 miliar euro sekitar Rp 15,65 triliun per hari dari blok beranggota 27 negara itu untuk pasokan energi.