Heboh Konvoi Bendera 'Khilafatul Muslimin' di Brebes hingga Cawang, BNPT: Mereka Mirip HTI

Selasa 31-05-2022,15:38 WIB
Reporter : Derry Sutardi
Editor : Derry Sutardi

JAKARTA, DISWAY.ID - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen R Ahmad Nurwakhid angkat bicara terkait konvoi motor membawa poster hingga bendera dengan tulisan 'Khilafatul Muslimin' di Brebes, Jawa Tengah, dan Cawang, Jakarta Timur.

Menurutnya, Khilafatul Muslimin memiliki ideologi sama dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dibubarkan pemerintah, yaitu mendirikan khilafah.

Bedanya, HTI merupakan gerakan trans-nasional dan sedang memperjuangkan sistem khilafah di berbagai negara. 

BACA JUGA:Soal Konvoi Khilafah di Cawang, Kemenag Singgung-singgung HTI: 'Berpotensi Mengancam Kedaulatan'

Sementara Khilafatul Muslimin mengklaim sudah mendirikan khilafah dengan adanya khalifah yang terpilih

"Konvoi rombongan yang membawa tulisan Kebangkitan Khilafah di Cawang, Jakarta Timur, juga terjadi sebelumnya di Brebes. Mereka mengkampanyekan tegaknya sistem khilafah sebagai solusi umat yang dilakukan oleh kelompok Khilafatul Muslimin," kata Ahmad Nurwakhid kepada wartawan, Selasa 31 Mei 2022.

Menurut Nurwakhid, kelompok Khilafatul Muslimin tidak lepas dari NII. Pasalnya, sebagian tokoh kunci kelompok tersebut merupakan mantan NII.

"Pendiri dan pemimpinnya adalah Abdul Qadir Hasan Baraja mantan anggota NII sekaligus salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama Abu Bakar Baasir (ABB) dan lainnya serta ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tahun 2000," terangnya.

Nurwakhid menambahkan, Baraja telah mengalami dua kali penahanan, pertama pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman, ditahan selama tiga tahun. 

Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985. 

BACA JUGA:Mengenal Shayne Pattynama, Pemain Naturalisasi Berdarah Jawa-Belanda

Tiga, dampak ideologis, gerakan ini memiliki visi dan ideologi perubahan sistem sangat rentan bermetamorfosa dalam gerakan teror. 

"Lihatlah kasus penangkapan NAS tersangka teroris di Bekasi yang ditemukan di kontrakannya kardus berisi Khilafatul Muslimin dan logo bordir Khilafatul Muslimin," imbuhnya.

Nurwakhid menyampaikan, peneliti terorisme dari Singapura, Rohan Gunaratna pernah berkata bahwa gerakan Khilafatul Muslimin mudah berafiliasi dengan jaringan terorisme. 

"Pada masa kejayaan ISIS pada tahun 2015, Rohan Gunaratna Peneliti Terorisme dari Singapura menggolongkan Khilafatul Muslimin telah berbaiat kepada ISIS," tuturnya.

Kategori :