ADA pertanda-pertanda lain di Afghanistan. Kelihatannya negeri itu akan punya poros baru: Afghanistan-Qatar-Tiongkok. Tidak melibatkan langsung Turki. Atau Rusia.
Presiden Joe Biden baru saja menegaskan: penarikan tentara dari Afghanistan menandai berakhirnya peran Amerika sebagai polisi dunia. Itu diucapkan Biden Kamis lalu. Ketika ia berpidato resmi mengenai keputusannya menarik diri dari Afghanistan.
Dengan poros Qatar-Afghanistan-Tiongkok itu ada harapan Taliban 2.0 tidak mengulangi Taliban 1.0. Qatar adalah ''Amerika di Timur Tengah''. Al Jazeera ada di Qatar. Pangkalan militer Amerika ada di Qatar.
Qatar tidak bermusuhan dengan Iran –meski tidak juga mesra. Ceruk gas di laut dalam terbesar di dunia dimiliki bersama Qatar dan Iran. Qatar menyedotnya dari sisi barat. Iran dari sisi timur.
Lihatlah: ternyata Qatar yang ditunjuk untuk menghidupkan Bandara Kabul. Bukan Turki.
Jumat lalu bandara itu sudah mulai beroperasi. Untuk penerbangan domestik. Ariana Airlines sudah terbang ke tiga kota. Ke Herat di barat, ke Kandahar di selatan, dan ke Mazar-i-Sharif di utara.
Itu berarti satu napas kehidupan mulai bergerak. Ariana adalah ''Garuda''- nya Afghanistan. Ariana adalah nama lama Afghanistan –dengan wilayah lebih luas dari Afghanistan sekarang. Ariana milik bank sentral Afghanistan: Pashtany Bank.
Kalau saja Qatar mau ''menggendong'' Afghanistan –demi stabilitas kawasan itu– sebenarnya cukup. Seperti Hong Kong pernah ''menggendong'' provinsi Guangdong dan Taiwan pernah ''menggendong'' provinsi Fujian. Itu terjadi di awal kebangkitan ekonomi Tiongkok.
Qatar punya kemampuan keuangan untuk sekadar menggendong Afghanistan. Guangdong berpenduduk 90 juta orang. Fujian 70 juta orang. Afghanistan hanya 35 juta orang.
Taliban kelihatannya cocok dengan Qatar. Rapat-rapat Amerika dengan Taliban berlangsung di Qatar.
Kini Qatar dipercaya menghidupkan Bandara Kabul. Juga akan menjadi tempat berbagai negosiasi antara negara Barat dan Afghanistan.
Mungkin Arab Saudi yang kurang suka dengan terbentuknya poros itu. Tapi Saudi lebih tidak suka lagi kalau poros itu Turki-Afghan-Tiongkok. Pun Tiongkok. Juga kurang suka itu - -terkait dengan Xinjiang yang dulu pernah disebut sebagai Turkistan.
Sengketa sengit Saudi-Qatar memang sudah mulai reda. Saudi juga sudah batal membangun laut-buatan untuk memisahkan daratan Saudi dengan Qatar –saking emosinya.
Saudi juga terlalu anti-Iran - -padahal dalam masalah energi Afghanistan tergantung kepada Iran. Dan lagi 25 persen penduduk Afghanistan adalah suku Hazara yang Shiah.
Tentu poros Qatar-Afghanistan-Tiongkok akan lebih mulus bilamana Abdul Ghani Baradar terpilih sebagai presiden baru Afghanistan. Baradar adalah satu dari empat deputi yang sangat dekat dengan Haibatullah Akhundzada –pemimpin spiritual tertinggi Afghanistan.
Sampai kemarin pemerintahan Taliban 2.0 memang belum terbentuk. Jumat-keramat yang dinanti, ternyata lewat tanpa pengumuman apa pun. Sabtu yang ditunggu juga lewat. Tapi sumber intelijen di Pakistan santer menyebutkan Baradar lah kandidat kuat presiden baru Afghanistan.
Tentu Amerika dan Qatar sangat senang mendengar itu. Demikian juga saya. Baradarlah –yang bahasa Ingrisnya begitu bagus– yang memimpin delegasi Taliban berunding dengan Amerika. Berkali-kali. Di Qatar.
Baradar jugalah yang mengatakan Taliban 2.0 sudah lebih berpengalaman dibanding Taliban 1.0. Maksudnya: tidak akan lagi brutal seperti dulu.
Tersiar juga kabar pemimpin tertinggi spiritual Afghanistan Haibatullah Akhundzada hanya akan mengurus soal praktik keagamaan. Tidak akan campur tangan urusan pemerintahan.
Sejak Jumat lalu kepala intelijen Pakistan, Letnan Jenderal Faiz Hamid tiba di Kabul. Sehari kemudian, Sabtu, ia mengemukakan perasaan leganya: Afghanistan akan baik-baik saja. Akan kembali normal. Sesuai dengan yang dijanjikan.
Memang ada 17 orang yang mati di Kabul Jumat lalu. Tapi itu akibat kegembiraan yang berlebihan: banyak senjata dibunyikan. Maksudnya ke atas, ke arah langit. Tapi banyak yang salah arah. Hari itu Taliban mengumumkan provinsi Panjshir sudah sepenuhnya di tangan Taliban –yang dibantah pejuang anti-Taliban.
Kabul (bukan Tessy), Taliban (bukan tali rafia), dan Afghan (bukan penyanyi) memang sudah kurang disebut lagi di medsos. Tapi tiga kata itu tetap akan jadi meme yang lucu. (Dahlan Iskan)
---
Komentar Pilihan Dahlan Iskan pada artikel Poros 70 Persen
Disway 18084136 Hanafi
Mengapa ya pembaca tulisan Dahlan Iskan semakin menurun? Perlu penelitian lebih lanjut! bisa dibaca di grafik pembaca .efek kebijakan baru DISWAY .....ehm mungkin
pasar kojo
mungkin selama ini, mereka pikir pak Jokowi ndak ikut BPJS, ndak ikut belanja di Tokopedia / bukalapak, ndak pernah download eHac. Jadi aman eh ternyata keluar datanya.. trus dapat darimana hayo.. berarti ada bocor lagi yang ndak diumumkan... hehehe- hanya dugaan saja
Prih Suharto
Jakarta 120% karena orang Depok Bogor, Tangerang, dan Bekasi ikut vaksinasi di Jakarta. Jangan-jangan di dalam 89.24%-nya Surabaya itu hampir setengahnya orang dari Madura. Jadi, persentasi vaksinasi orang Madura nggak cuma di level belasan. Madura memang suka gitu: nggak pingin menonjol. Nggak kayak Surabaya. Ini cuma dugaan. Boleh, dong ...
Disway 1908408
Vaksin cuma buat dapat kartu aja. Orang penyitas seharusnya langsung dapat tinggal tunjukkan tes titer antibody sehingga vaksin bisa dialihkan kepada yg butuh Vaksin 1 kali klo tes titer AB da keluar seharuse ga perlu vaksin ke 2
Abdul Wahib
Varian Mu sedang mengintilp. Ini lebih berbahaya, karena ada Cristiano ronaldo di situ. #GGMU#
Leong Putu
Kangen komentnya Bang Yusuf Ridho. Sehatkah Beliau ?
Uk GajahAbot
Apa sdh ada survey org yg ikut vaksin itu benar2 kesadaran diri ato krn paksaan sertifikatisasi, ex. Didaerah saya banyak yg akan vaksin telah menyiapkan ritual sesajen degan ijo, begitu setelah di cuss langsung diminum, katanya sih vaksinyya jd netral ada jg yg ritual ngopi 1jam sebelam dan sesudah vaksin.
---
Setelah lama tidak podcast karena kesibukannya, Dahlan Iskan kembali menghadirkan sesuatu yang inspiratif di Energi Disway Podcast. Dahlan menghadirkan direksi PT HMI yang berhasil membuat teknologi baru pengolahan nikel. Dengan teknologi baru ini, asa Indonesia untuk menjadi produsen bahan baku baterai mobil listrik muncul lagi. Sekaligus menjawab keraguan Elon Musk selama ini...