Menikmati Kopi Arab di Masjid Merah Panjunan Cirebon

Selasa 19-04-2022,21:15 WIB
Reporter : Lebrina Uneputty
Editor : Lebrina Uneputty

CIREBON, DISWAY.ID-Kopi Arab Masjid Merah Panjunan selalu dinanti jamaahnya. Sajian minuman dicampur rempah-rempah ini, menjadi warna tersendiri selepas salat tarawih.

Kopi Arab Masjid Merah Panjunan memang punya ciri khas rempah-rempah.

Di Masjid Merah Panjunan sendiri menyediakan ragam pilihan minuman hangat mulai berbuka puasa hingga selesai tarawih seperti Kopi Jahe, Teh Manis atau Kopi Arab. 

“Mungkin karena dikonsumsi di Kampung Arab, nuansa sekitar dan rasa kuliner (di Panjunan, red) menjadi begitu khas,” tutur M Shaleh, jamaah Masjid Merah Panjunan.

Cara meracik Kopi Arab sendiri tergolong berbeda karena sebelum direbus, bumbu rempah direndam lalu ditumbuk.

Setelah air mendidih, bumbu dan kopi dimasukkan dan diaduk hingga kental. Sebelum disajikan, hasil rebusan disaring untuk memisahkan ampas kopi dan bumbu rempah.

Perpaduan kopi, jahe, dan rempah membuat rasanya berbeda dengan sekadar kopi dan gula.

Jika diperhatikan, kuliner khas Panjunan selalu mengandalkan rempah-rempah. Ya, misalnya pada hidangan Bubur Harisa sebelumnya.

Menurut putra pendiri Masjid Asy Syafii Bayasut Ibrahim Bayasut, rempah-rempah merupakan hasil bumi yang melimpah dari Indonesia.

Sehingga banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai adonan segala macam kuliner.

Suasana Kampung Arab di Panjunan, kata Ibrahim, sudah jauh berbeda. 

Karena penduduk Arab setempat banyak yang merantau ke kota lain di Indonesia.

Hanya menyisakan beberapa keturunannya saja. Mereka akan kembali ke Panjunan untuk bersilaturahmi dengan orang tua saat Idul Fitri.

“Dulu, orang Arab ke sini untuk menyebarkan Agama Islam. Yaitu, laki-laki muda, bujang, dan biasanya akan menikah dengan orang pribumi,” ungkap Ibrahim.

Kendati demikian, tradisi seperti Kopi Arab di Masjid Merah Panjunan, Bubur Harisa di Masjid Asy Syafii Bayasut, masih dilestarikan oleh para penerusnya di Cirebon. (ade/RadarCirebon)

Kategori :