Selalu Ingat Petuah Mendiang Romo Halim
Paguyuban Tulang Rusuk Surabaya (PTRS) terus berkembang. Anggotanya mencapai 5 ribu orang. Hal itu tidak lepas dari kepemimpinan FX Teguh Kinarto. Owner Podo Joyo Masyhur (PJM) Group itu tujuh periode memimpin paguyuban tersebut. Kemarin, kepengurusannya dikukuhkan di Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya. --- Paguyuban Tulang Rusuk Surabaya (PTRS), terinspirasi dari kisah penciptaan manusia. Bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk pria. Maka takdirnya adalah menjadi pendamping pria. Berdua, hidup sebagai sepasang suami-istri yang saling melengkapi. Penguatan relasi antara suami-istri itulah yang menjadi fokus kegiatan PTRS. Apa pun agamanya, perceraian merupakan hal yang buruk. Pemeluk Nasrani mengenal Injil Matius 19:6: Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia . Islam pun tak menganjurkan perceraian, karena perceraian tak disukai oleh Allah. Pun dengan agama atau keyakinan lainnya. Anggotanya PTRS adalah pasangan suami istri yang pernah mengikuti retret Romo Jusuf Halim SVD. Ini adalah romo yang sangat populer. Karena kharismanya dan humornya. Dan tentu saja karena jiwa ikhlas melayaninya. Romo Jusuf Halim seorang Tionghoa dari Palembang dari Ordo Societas Verbi Divini (SVD). Ia meninggal 29 Januari 2021 lalu karena Covid-19. Sang Romo dikenal suka merukunkan rumah tangga. Membuat suami-istri hidup rukun. Yang bertengkar kembali damai. Yang tadinya mau cerai, batal. Yang telanjur pisah ranjang, bisa tidur seranjang lagi. "Penguatan hubungan di antara kedua insan, bahwa mereka sama-sama ciptaan Tuhan dan ditakdirkan untuk bersatu. Maka jangan sampai terjadi konflik yang berujung perceraian," ujar FX Teguh Kinarto, ketua PTRS.