JAKARTA, DISWAY.ID – Hasil awal dari pemilihan putaran kedua yang dilakukan peda Selasa 19 April untuk sementara Ramos Horta berhasil memperoleh suara terbanyak.
Berdasarkan hasil tersebut, Ramos Horta bakal kembali pimpin Timur Leste, Ungguli Francisco ‘Lu Olo’ Guterres Dengan 59 persen suara.
Badan administrasi pemilihan negara (STAE) Timur Leste mengungkapkan bahwa Ramos Horta memimpin 59 persen, sedangkan Lu Olo sebagai petahana dengan perolehan suara 41 persen dari 1,3 juta penduduknya.
Ramos Horta (72) merupakan tokoh politik paling terkenal di Timor Leste dan sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri kemudian sebagai presiden kedua negara itu dari 2007 hingga 2012.
BACA JUGA:KAI Siagakan 35 Kereta Api Tambahan per Hari Selama Mudik Lebaran 2022
Dirilis dari reuters.com, dalam perjalanan kariernya, Ramos Horta salah satu penerima Hadiah Nobel pada tahun 1996 atas usahanya untuk membawa resolusi damai untuk konflik di Timor Timur.
Pada putaran pertama pemilihan di bulan April, Ramos Horta nyaris gagal mendapatkan mayoritas langsung.
Seorang akademisi Australia menghitung bahwa dia hanya membutuhkan 30.000 suara tambahan untuk mengamankan kemenangan di putaran kedua hari Selasa lalu.
BACA JUGA:Ngeri! Ternyata Ini Modus Perampok yang Sempat Sandera Karyawati Minimarket di Tangsel
Saat menjalaji pemilihan suara yang berada didekat rumahnya, di Dili, Ramos-Horta mengatakan dia sangat yakin akan dapat memenangkan hasil pemilu namun tetapi akan menghormati hasil akhir.
Setelah bertahun-tahun ketegangan politik antara partai-partai besar, pemilihan ini secara luas dipandang penting bagi stabilitas negara.
Ramos Horta telah mengindikasikan akan menggunakan kekuasaannya sebagai presiden untuk membubarkan parlemen dan menyerukan pemilihan awal dimana rencana ini akan dijalankan pada tahun depan.
BACA JUGA:Pejabat Negara dan PNS Diimbau Tolak Pemberian Parsel Lebaran, KPK Bilang Begini
Salah satu pesaingnya dalam pemilihan ini yang merupakan Presiden pertama Timor Leste Xanana Gusmao memberikan mendukungnya pada Ramos Horta dalam pemilihan ini.
Xanana juga mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini sebagai tidak sah secara konstitusional.