Presiden Timor Leste Ramos Horta Kunjungi PBNU, Pencalonan NU Untuk Nobel Perdamaian dan Masuk UNESCO Dibahas
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta bersama Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Rabu 20 Juli 2022.-TVNU-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta kunjungi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kramat Raya, Jakarta, Rabu 20 Juli 2022.
Ramos Horta yang datang mengenakan batik langsung disambut Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) pada pukul 09.00 WIB.
Keduanya kemudian terlibat pembicaraan di sebuah ruangan dalam Gedung PBNU yang masing-masing tetap mengenakan masker.
BACA JUGA:Penampakan Arca Prabu Siliwangi di Museum Belanda, Inikah Wajah Aslinya?
Ramos Horta saat bertemu Gus Yahya tampak membawa rombongan yang antara lain yaitu Menteri Luar Negeri, Menteri Transportasi dan Komunikasi, serta Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia.
Dalam perbincangan secara terbuka dan bersahabat itu, sejumlah agenda dibahas.
Di antaranya pencalonan NU untuk Nobel Perdamaian, kegiatan-kegiatan keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste, dan pengusulan NU menjadi anggota The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
“Banyak sekali yang kami diskusikan, di antaranya agenda-agenda keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste, dan secara khusus beliau mencalonkan NU bersama dengan Muhammadiyah untuk mendapatkankan nobel perdamaian dunia,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di gedung PBNU, Rabu 20 Juli 2022.
“Dan beliau juga mencalonkan kami untuk bergabung dengan UNESCO,” sambung dia.
BACA JUGA:Sriwijaya FC Bawa Kembali Nur Iskandar Perkuat Laskar Wong Kito
Gus Yahya mengapresiasi atas rencana pencalonan tersebut.
Baginya, ini merupakan suatu kehormatan sekaligus momen yang luar biasa bagi NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.
“Seperti yang kita tahu, sebelumnya Presiden Ramos Horta telah mencalonkan NU untuk nobel perdamaian di tahun lalu. Dan dia ingin mencalonkannya lagi. Ini merupakan suatu kehormatan bagi kita semua,” ungkapnya seperti dikutip dari NU Online.
Sebelumnya, Presiden Ramos Horta pernah mengajukan NU dan Muhammadiyah sebagai kandidat peraih nobel perdamaian pada tahun 2019, namun gagal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: