JAKARTA, DISWAY.ID - Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) mendesak negara Barat untuk segera mengirim lebih banyak persenjataan berat ke Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, serangan militer Rusia hingga saat ini terus menggila di wilayah timur Ukraina.
"Ukraina seharusnya memiliki lebih banyak senjata berat," kata Stoltenberg dalam konferensi pers di Den Haag pada Selasa, 14 Juni 2022 waktu setempat, seperti dikutip AFP.
BACA JUGA:Innalillahi'wainnailaihirojiun! Tiga Calon Jemaah Haji Indonesia Meninggaal di Arab Saudi
Stoltenberg mengungkapkan, bahwa NATO sudah 'meningkatkan' pengiriman senjata dan para pejabat akan bertemu di Brussels pada Rabu 15 Juni 2022 untuk mengoordinasikan dukungan lebih lanjut bagi Ukraina, termasuk memasok persenjataan berat.
"Karena mereka (Ukraina) sangat bergantung pada itu (senjata berat) agar dapat melawan invasi brutal Rusia," ujar Stoltenberg
Ukraina telah berulang kali meminta senjata berat dari Barat, mengkritik beberapa pemimpin Eropa karena lambat bahkan gagal mengirimkan senjata yang menurut Kyiv perlu demi memukul mundur pasukan Rusia.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menyesal bahwa Barat "tidak berbuat dengan cukup" untuk mendukung Ukraina.
"Kami belum berbuat cukup untuk membela Ukraina, untuk mendukung rakyat Ukraina, untuk mendukung kebebasan dan kedaulatan mereka," kata Morawiechki dalam konferensi pers.
"Dan inilah mengapa saya mendesak Anda, saya meminta Anda untuk berbuat lebih banyak untuk mengirimkan senjata, artileri ke Ukraina. Mereka membutuhkan ini untuk mempertahankan negara mereka," sambungnya.
BACA JUGA:Full Senyum, Timnas Indonesia Lolos ke Piala Asia 2023
Negara-negara Barat tidak akan memiliki "kredibilitas" jika Ukraina kalah melawan Rusia.
"Ini akan menjadi kegagalan total dan bencana bagi Uni Eropa, nilai-nilai kami dan NATO," kata Morawiecki.
Seperti diketahui, Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, dan Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menjamu Stoltenberg dan para pemimpin Polandia, Rumania, Latvia, Portugal dan Belgia menjelang KTT NATO yang genting di Madrid pada akhir Juni.