BENGKULU, DISWYA.ID-23 ekor ternak sapi di Bengkulu terdeteksi Penyakit Mulu dan Kuku (PMK). Ini setelah ditemukan 5 ekor sapi terdeteksi PMK di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang.
Hal itu diketahui derdasarkan hasil uji lab Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan (Keswan) Provinsi Bengkulu pada 13 Juni lalu.
“Yang kita ambil sampel itu lima ekor. Untuk populasi tertularnya sekitar 23 ekor untuk satu desa itu,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu M. Syarkawi, Selasa 14 Juni 2022.
Ia meminta ternak yang memiliki gejala PMK harus segera dilakukan penanganan. Untuk mengetahui ternak yang sudah terpapar oleh PMK ditandai dadanya pembentukan vesikel/lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku. “Di setiap kabupaten harus maksimal dalam melakukan pencegahan PMK ini,” imbaunya.
BACA JUGA:22 Keluarga Ikut Ngaben Massal Masyarakat Hindu Bali Bengkulu Utara
Selanjutnya kata Syarkawai, pihaknya akan segera memberikan sosialisasi ke setiap kabupaten dan kota untuk segera memulai melakukan siaga dalam menghadapi wabah ini agar tidak meluas lebih jauh lagi. “Jadi masing – masing wilayah harus selektif dalam memasukan ternak dari luar dan juga harus hati – hati,” ucapnya.
Karena menurutnya, PMK ini adalah virus yang paling ditakuti karena peluasan penularannya sangat cepat dan sulit untuk di atasi. “Oleh karena itu kita berusaha semaksimal mungkin supaya itu tidak terjadi peluasan yang lebih cepat, kalau bisa sekarang ini dibatasi sampai situ saja,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, jika ternak sudah terpapar oleh PMK ini maka harus segera dilakukan pemotongan dan bagian yang sudah terkontaminasi oleh virus seperti, daerah mulut, dan bagian kaki itu harus dilakukan pemusnaan. “Bagian – bagian yang membahayakan, seperti area yang tertular virus, itu harus dimusnahkan. Bagian daging yang tidak terkontaminasi itu masih bisa untuk dimakan.
Itu yang cukup efektif untuk menghindari penularan yang lebih lanjut. Tetapi kalau itu sudah dalam jumlah yang banyak maka itu cukup sulit juga untuk melakukan pemotongan secara langsung,” tutupnya.
BACA JUGA:Harga Sawit di Bengkulu Masih Rp 1500 per Kilogram
Sementara itu Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menegaskan, sementara waktu ini ternak dari luar Provinsi Bengkulu dilarang masuk ke Bengkulu.
Ia juga mengimbau kepada Badan Karantina dan juga Dinas Peternakan yang berada di daerah perbatasan untuk selalu melakukan pengawasan terhadap ternak masuk ke Bengkulu.
Untuk batas wilayah seperti Mukomuko, Lebong dan Kaur itu harus memastikan pengawasan masuknya ternak. Kita pastikan untuk sementara ini kita hentikan terlebih dahulu aktifitas ternak keluar masuk Bengkulu,” terang Rohidin.
Ia meminta, untuk ternak yang sudah memiliki gejala dan sudah mengalami sakit untuk segera dipisahkan dari ternak yang masih sehat. “Saya katakan segera tangani ternak yang sakit. Kemudian yang kedua segera dilokalisir wilayah itu,” tegasnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi situasi ini, karena virus PMK ini tidak akan menular kepada manusia dan ini hanya tertular kepada ternak.