JAKARTA, DISWAY.ID – Dampak dari krisis energy Jerman akan tetap aktifkan reaktor nuklirnya meskipun telah berjanji akan menutupnya pada akhir 2022 ini.
Krisis energy Jerman ini merupakan dampak dari embargo minyak dan gas yang dilakukan kepada Rusia beberapa waktu lalu.
Dalam mengatasi energy yang ada didepan mata, Jerman berencana akan tetap mempertahankan reaktor nuklirnya.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Yakin Pembanggunan IKN Sesuai Rencana Saat Kembali Sambangi Titik Nol
Rusia merupakan pemasok gas dan minyak utama ke Jerman dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Jerman sempat mengumumkan akan beralih menggunakan batu bara, namun hal tersebut bertentangan dengan regulasi lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Saat ini pilihan Jerman dalam mengatasi krisi energinya juga di dukung dengan tenaga surya dan angin.
Pasokan gas menjadi sangat penting bagi Jerman disamping kebutuhan listrik, di mana dua energy sumber ini digunakan memanaskan 41 juta rumah.
BACA JUGA:Palyja Ungkap Penyebab Gangguan Suplai Air di DKI Jakarta
Reaktor nuklir Jerman Isar 2, Emsland dan Neckarwestheim 2 saat ini mempunyai kapasitas dengan total 4.300 megawatt (MW).
Tiga reaktor lain yang yang rencanya akan ditutup pada akhir tahun ini dan ditambah dengan enam reaktor lainya hanya mampu menyuplai 12 persen listrik di Jerman.
Sedangkan sumber energy lain yaitu liquefied natural gas (LNG) harus diimpor oleh Jerman dan hal ini terganggu selain embargo pasokan Rusia juga karena Freeport LNG mengalami gangguan akibat ledakan awal bulan ini.
Meskipun telah melakukan embargo namun Jerman masih menerima pasokan gas dari Rusia yang telah dikurangi hingga 55 persen.