Buya Yahya menjelaskan, dalam memilih hewan kurban sesuai syariat tidak ada batasan bobot.
"Akan tetapi ada rambu-rambu atau ketentuan yang harus yang harus dipenuhi, yang mana semua aturannya itu nanti mengarah kepada bobot," jelas Buya Yahya dikutip dari kanal youtube Buya Yahya.
Tujuan pemilihan hewan kurban adalah bobot namun tidak disebutkan secara gamblang mengenai bobot atau masa dari hewan kurban.
Contohnya adalah bertandung, gigi jatuh yang menunjukkan usianya sudah cukup.
Misalnya kambing, jika berusia cukup maka kambing tersebut akan memiliki masa atau bobot yang besar.
"Pun pada sapi, jika usianya cukup bukan lagi disebut anak sapi. Tujuannya mengarah ke timbangan tapi tidak disebutkan timbangannya," terang Buya Yahya.
Ia pun menuturkan semakin besar maka semakin bagus. Bahkan ada sapi berbobot hingga 1 ton menurutnya hal ini sangat bagus.
Buya Yahya mengatakan, memilih bobot besar sapi atau hewan kurban lainnya dibolehkan dan justru bermanfaat bagi penerima.
"Hewan kurban yang besar Masya Allah lebih baik untuk Allah dan Rasul-Nya, berkurban demikian penuh dengan kebaikan," ujar Buya Yahya.
Pembagian Daging Kurban
Buya Yahya menerangkan dalam pembagian daging kurban tidak ada ketentuan khusus.
"Hanya meratakan itu penting menghindari daripada kecemburuan, tidak ada batasan khusus," jelasnya.
Sebab sebagian orang yang belum bisa mengendalikan emosi, melihat seseorang mendapat bagian lebih banyak atau tidak rata bisa jadi akan marah.
Meski harus adil, boleh pula pembagian daging kurban disesuaikan dengan kondisi penerima yang bersangkutan.
"Misalnya keluarga ini punya anak cuma 1 kemudian diberi 1/2 kg, sementara keluarga itu fakir punya anak 10, masa diberi 1/2 kg juga, bisa disesuaikan dan ini sah," kata Buya Yahya.
Ia pun mengimbau kepada siapapun yang menerima daging kurban tidak perlu iri dengan orang lain, sebab itu adalah rezeki dan berkah.