JAKARTA, DISWAY.ID - Harga minyak global diperkirakan dapat melonjak 40 persen menjadi sekitar USD140 per barel jika batas harga yang diusulkan terhadap minyak Rusia tidak diadopsi dengan benar.
Seorang pejabat senior Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengatakan, pengecualian sanksi akan memungkinkan pengiriman di bawah harga itu.
"Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan membahas implementasi proposal batas harga AS dan perkembangan ekonomi global dengan Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki ketika mereka bertemu pada Selasa," kata pejabat itu, dikutip dari Antara, Selasa, 12 Juli 2022.
Menurut Pejabat tersebut, tujuan pertemuan itu untuk menetapkan harga pada tingkat yang menutupi biaya produksi marjinal Rusia, sehingga Moskow diberi insentif untuk terus mengekspor minyak.
"Pejabat Jepang telah menyatakan keprihatinan tentang batas harga yang ditetapkan terlalu rendah, tetapi tidak menolak kisaran harga potensial USD40 hingga USD60 per barel secara langsung," ujar pejabat itu.
BACA JUGA:Man United Libas Liverpool 4-0 di Bangkok Century Cup 2022
"Yellen menggunakan perjalanan pertamanya ke kawasan Indo-Pasifik sebagai menteri keuangan untuk membangun dukungan bagi pembatasan harga yang diusulkan pada minyak Rusia," sambungnya.
Dia juga menjawab pertanyaan yang mengganggu tentang kemanjurannya jika India, Tiongkok, dan negara lain yang sekarang membeli minyak murah Rusia tidak berpartisipasi.
Amerika Serikat dan negara-negara kaya Kelompok Tujuh lainnya -Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang, bersama dengan Uni Eropa- pada Juni lalu sepakat untuk menjajaki pengenaan batas untuk mengurangi pendapatan Moskow dan menguras peti perangnya, tetapi rinciannya masih belum jelas karena masih dikerjakan.
Ketika Uni Eropa bersiap untuk memberlakukan embargo bertahap pada minyak Rusia dan melarang asuransi maritim untuk setiap kapal tanker yang membawa minyak Rusia, sebuah langkah yang diharapkan dapat ditandingi oleh Inggris.
Yellen melihat pembatasan tersebut sebagai cara untuk menjaga minyak tetap mengalir dan mencegah lonjakan harga lebih lanjut yang dapat menyebabkan resesi.
Washington telah mengusulkan pengecualian harga yang akan membatalkan larangan asuransi maritim untuk pesanan di bawah harga yang disepakati untuk mencegah jutaan barel per hari produksi minyak Rusia macet karena kurangnya asuransi.
Pemodelan Departemen Keuangan menunjukkan penerapan sanksi tanpa pengecualian harga dapat memicu kenaikan harga minyak mentah yang signifikan, berpotensi mengirimnya ke sekitar USD140 per barel dari sekitar USD100 per barel.
Namun, ada beberapa ketidakpastian tentang perkiraan, terutama seputar asumsi tentang elastisitas permintaan minyak, tambah pejabat itu.