Ini Lho 10 Skandal Match Fixing yang Menggegerkan Dunia, Nomor 9 Paling Gak Masuk Akal

Kamis 14-07-2022,20:21 WIB
Reporter : Syaiful Amri
Editor : Syaiful Amri

Manajer klub, Raymond Goethals telah menginstruksikan para pemain untuk memberikan bonus pertandingan mereka sebagai suap kepada lawan mereka.

Ini akan memungkinkan Standard Liege untuk memastikan kemenangan dan memenangkan trofi, selain juga memungkinkan mereka untuk menjaga skuad tetap fit dan tidak cedera untuk pertandingan lawan Barcelona di kancah Eropa.

Setelah skandal itu terungkap ke publik, Goethals dilarang menjadi pelatih di Belgia seumur hidup. 13 pemain Standard Liege juga dinyatakan bersalah dan dilarang beraktivitas di sepakbola Belgia.

Uniknya, Goethals kemudian menjadi pelatih Marseille saat menjuarai Liga Champions 1993, pada tahun yang sama saat klub Prancis itu juga terlibat dalam skandal match fixing.

7. Choi Sung-kuk (2011)

Sepakbola Korea Selatan diguncang kasus yang tak terduga pada 2011 ketika adanya match-fixing terbesar yang melibatkan puluhan pemain aktif dan mantan pemain K-League. 

Terutama, Choi Sung-kuk, mantan pemain depan Korea Selatan, menerima larangan bermain sepakbola seumur hidup di negara itu. 

FIFA kemudian membuat keputusan untuk memperpanjang larangannya di seluruh dunia, yang pada dasarnya mengakhiri kariernya.

Choi dinyatakan bersalah karena mengatur dua pertandingan saat bermain untuk mantan timnya Gwangju Sangmu.

Skandal itu, yang telah menyebar ke puluhan pesepakbola, membuat Choi menerima hukuman penjara 10 bulan.

Hukuman Choi adalah salah satu hukuman terberat yang diberikan kepada seorang pesepakbola karena kasus match fixing.

8. Kurt Rothlisberger (1997)

Pada 1997, wasit top Swiss dan Piala Dunia, Kurt Rothlisberger mungkin tidak berpikir tindakannya akan mengakibatkan larangan seumur hidup dari dunia olahraga.

Sebelum pertandingan Liga Champions antara Grasshoppers dan Auxerre, Rothlisberger mengatakan kepada ofisial Grasshopper bahwa $70.000 akan cukup untuk meyakinkan Vadim Zhuk wasit yang ditugaskan di laga itu untuk membuat keputusan yang menguntungkan mereka.

Meski pun Grasshoppers memang memenangkan permainan, tidak ada bukti bahwa Zhuk menerima suap untuk memastikan kemenangan mereka. 

Menurut Rothlisberger, ia bersikap bodoh dalam perbincangan santai dengan manajer Grasshopper saat itu Erich Vogel ketika ia menyebutkan soal suap.

Kategori :