JAKARTA, DISWAY.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah melakukan pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di kota Bethlehem, Tepi Barat.
Dalam pertemuan itu, Biden mengakui bahwa pembentukan negara Palestina merdeka masih jauh tanpa prospek pembicaraan baru dengan Israel.
Kendati begitu, ia berjanji tidak akan menghentikan upaya untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel.
"Bahkan jika saat ini belum siap untuk memulai kembali negosiasi, Amerika Serikat dan pemerintahan saya tidak akan menyerah untuk mencoba membawa kedua belah pihak lebih dekat," kata Biden, dikutip dari AFP, Sabtu, 16 Juli 2022.
BACA JUGA:Kabar Baik, Dana BOS Madrasah Rp 2,5 Triliun Cair, Simak Rincian
Dalam pertemuan itu, Abbas menuntut agar Amerika Serikat membuka konsulat di Yerusalem Timur, yang diinginkan Palestina sebagai ibu kota negara merdeka di masa depan.
Selai itu, ia ingin Negeri Paman Sam menghapus Organisasi Pembebasan Palestina dari daftar kelompok teroris dan mengizinkannya untuk membuka kembali kantor di Washington.
Dia juga meminta dukungan AS untuk mengadili para pembunuh jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, seorang warga Palestina-Amerika yang terbunuh dalam serangan Israel di kota Jenin di Tepi Barat.
BACA JUGA:Rusia Janji Hentikan Perang Asal Ukraina Penuhi Persyaratan, Apa Itu?
Sebelum kunjungannya, para pemimpin Palestina menuduh Biden memprioritaskan integrasi Israel ke dalam pengaturan keamanan regional dengan negara-negara Arab di atas kepentingan mereka.
Hal ini termasuk penentuan nasib sendiri dan melanjutkan pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat, yang diduduki setelah perang pada 1967.
Sementara itu, dalam kunjungan tur Timur Tengah ini, Biden juga memberikan paket dana terpisah senilai USD201 juta yang disediakan melalui badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).