“Upacara Apel Kehormatan dan Renungan Suci dalam rangka mengenang para pahlawan,” kata Mahfud.
Ya, tidak hanya pidato Presiden atau penegasan Menkopolhukam Mahfud MD. Pidato-pidato sejenis juga kerap didengar, disuarakan oleh para pemimpin dari tingkat RT sampai Presiden.
Bahkan sejak dini masyarakat Indonesia mengenal banyak pahlawan. Ini disampaikan oleh guru sejak SD.
Dari mulai kerajaan Kutai sampai pada Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno-Hatta. Dari hampir semua etnis di Indonesia, mendengar nama mereka disebut.
Sebut saja Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah yang berasal dari Aceh sampai Frans Kaisiepo, Silas Papare, Johannes Abraham Dimara, Marthen Indey yang berasal dari Papua.
Tapi mengapa jarang kita mendengar nama pahlawan etnis Tionghoa yang disebut dalam buku sejarah bangsa Indonesia yang diajarkan di sekolah.
BACA JUGA:Kunci Sukses Pengusaha Muslim Berdarah Tionghoa, Jusuf Hamka: Jangan Sombong, Itu Penting!
Mungkin hanya Laksamana John Lie atau yang sering disebut Daniel Dharma, yang paling sering disebut sebagai pahlawan nasional etnis tionghoa.
Tapi mungkin jarang ada yang mengenal Lie Eng Hok, Sho Bun Seng, Tjia Giok Thwan, Ferry Sie King Lien, Ong Tjong Bing, Liem Koen Hian, mungkin tidak ada yang pernah mengenal mereka sebagai seorang pahlawan.
Padahal sejak umur belasan tahun mereka sudah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Menurut Azmi Abubakar, pria asal Gayo, Aceh yang juga pendiri dan pengelola museum Tionghoa di Tangerang, dari setiap daerah di Indonesia ada pejuang-pejuang etnis Tionghoa yang ikut serta dalam perjuangan Kemerdekaan RI.
BACA JUGA:Nama Tionghoa untuk Zarra Zetira
Bahkan semua tentu mengenal jargon "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya".
Tetapi berkaitan dengan etnis tionghoa, boro-boro dihargai, disebut pun tidak. Pertanyaannya, mengapa ini terjadi?
Pada masa Presiden Soekarno, masyarakat masih mendengar nama seperti Oei Tjoe Tat, tetapi pada masa orba, nama, acara keagamaan bahkan apapun yang berhubungan dengan Tionghoa seolah-olah ‘diharamkan’ bahkan dihilangkan.