"Baik itu mafia judi, mafia tata niaga narkoba, hingga sabu-sabu," ucap Kamaruddin.
"Saya sudah usulkan ke pak Jokowi, lebih bagus gaji polisi minimal 25 juta sebulan, generalnya 100 juta lebih, dari pada mengabdi ke mafia dapat triliunan," sambungnya.
Kamaruddin lantas mengajak masyarakat Indonesia untuk selamatkan Polri.
"Sampai kapanpun kita butuh Polri, memang banyak polri yang bagus-bagus tapi mereka tak berkuasa," tegasnya.
Lanjut soal otopsi Brigadir J, Kamaruddin menyesalkan hasil otopsi kedua tidak diberikan ke dirinya.
"Ini tak diberikan ke saya, diberikannya katanya ke penyidik, (kan) yang memohon saya," ujar Kamaruddin.
"Lucu bukan? lalu diberikan ke media secara sepotong-sepotong. Lho kok kepada pemohon tak diberikan, tapi kepada penyidik diberikan dan kepada media diberikan sedikit?," sambungnya.
Menurut Kamaruddin menilai hal ini menjadi semakin ajaib.
"Katanya ini rahasia hanya boleh diberikan kepada penyidik, kalau rahasia tutup mulut dong," tegasnya.
"Jangan cerita ke media, antar aja ke penyidik. Ini diberi tahukan kepada media tapi sepotong-sepotong 'dia bilang: tidak ada penganiayaan' kan kejahatan itu," tandasnya.
Hasil otopsi ulang Brigadir J
Tim Dokter Forensik telah memberikan hasilnya kepada Bareskrim Polri, hari ini Senin 22 Agustus 2022.
Ketua Tim Dokter Forensik, dr Ade Firmansyah menuturkan bahwa tim forensik tidak melihat arah tembakan saat mengautopsi jenazah Brigadir J, melainkan arah masuknya peluru.
“Kita melihat bukan arah tembakan, forensik tidak melihat arah tembakan, tapi arah masuknya anak peluru,” ujar Ade kepada wartawan di Mabes Polri, Senin 22 Agustus 2022.
Ditambahkannya, tim forensik melihat di jenazah Brigadir J terdapat lima tembak masuk dan empat luka tembak keluar.