Beberapa hari lalu, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan merilis sejumlah rekomendasi untuk PSSI. Satu di antaranya adalah menyarankan Iriawan bersama Exco PSSI melepaskan jabatannya.
Rekomendasi mundur tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban moral PSSI atas terjadinya tragedi Kanjuruhan, pada Sabtu 1 Oktober 2022. Insiden nahas itu menewaskan 133 orang dan ratusan lainnya dirawat di rumah sakit.
"Tidak, itu urusan internal kita, urusan pemerintah dengan FIFA tidak sampai ke sana (rekomendasi TGIPF)," kata Jokowi selepas pertemuan.
BACA JUGA:Jokowi Telepon Presiden FIFA, AFC Meluncur, Liga Indonesia Aman Tak Disanksi
Jokowi menyampaikan yang dibicarakan dalam pertemuan dengan Infantino terkait kondisi sepakbola Tanah Air. Berbagai hal dibahasnya secara serius.
"Tadi kita telah berdiskusi, saya berdiskusi dengan presiden FIFA Gianni Infantino secara tertutup, selama 30 menit, kemudian bersama-sama dengan pak Menpora (Zainudin Amali, pak Erick Thohir), dan tim FIFA, selama 1,5 jam, jadi total 2 jam. Kami berdiskusi secara detail mengenai persepakbolaan Indonesia ke depan seperti apa," ucapnya.
Ogah tragedi Kanjuruhan terulang, pemerintah menjalin kerja sama dengan FIFA untuk mereformasi sepakbola Indonesia. Berbagai pihak dilibatkan dalam Tim Task Force Transformasi. Selama proses transformasi dilakukan perwakilan FIFA bakal berkantor di Indonesia. Jokowi memastikan sepakbola Tanah Air harus berbenah total usai tragedi Kanjuruhan.
"Kita jadikan kesepakatan ini sebagai momentum perbaikan sistem persepakbolaan Indonesia agar sepakbola Indonesia menjadi kebanggaan nasional dan tampil lebih baik lagi di masa yang akan datang," ujarnya.
BACA JUGA:Tanggapan Ketum PSSI Soal Indonesia Lolos Sanksi FIFA
FIFA memastikan bahwa mereka akan membantu pemerintah Indonesia untuk transformasi sepakbola Indonesia secara menyeluruh.