Pasalnya, di media sosial berlogo gajah ini, tidak ada iklan serta berbagai hal yang direkomendasikan oleh algoritma.
Sebaliknya, pengguna bisa membuat server yang mengizinkan orang-orang tertentu untuk bergabung.
BACA JUGA:Arsenal Vs Brighton, Mikel Arteta Ogah Main-main di Carabao Cup: Kami Akan Buat Beberapa Perubahan
BACA JUGA:Siap-Siap Jadi Tim Kaya, Liverpool Ditaksir 'Sultan' dari Dubai
Fitur yang terdengar seperti email ini bedanya adalah data yang dibagikan tidak akan digunakan untuk monetisasi.
Hal itu pula yang menjadikan Mastodon begitu disukai karena bebas dari iklan yang kerap menghiasi berbagai sosial media.
Keunikan lain sosial media ini adalah pengguna bisa menuliskan cuitan yang dinamai “toots” sebanyak 500 karakter.
BACA JUGA:Mantan Ajudan Sambo Ungkap Kebingungan Ricky Setelah Penembakan Brigadir J
BACA JUGA:Fantasi Liar Siskaeee Pernah Coba BDSM Pakai Alat Parutan Keju: Aku Happy!
Fitur retweet dinamai “boots” dan tombol like digambarkan dalam bentuk bintang yang dapat digunakan sebagai bentuk apresiasi terhadap toots pengguna lain.
Kekurangan dari Mastodon adalah tidak adanya petunjuk yang jelas mengenai cara penggunaannya.
Cara membuat, menggunakan dan memberhentikan server bukanlah hal yang umum ditemui dalam sosial media lain.
BACA JUGA:Cara Akses Layanan ISOMAN Kemenkes, Obat Covid-19 Gratis di Apotek Kimia Farma
BACA JUGA:5 Cara Mencegah Karat Pada Mobil, Ampuh saat Musim Hujan
Sama seperti Twitter, Mastodon bisa didapatkan di AppStore serta Playstore secara cuma-cuma. Hanya saja, sampai saat ini belum banyak pengguna dari Indonesia.
Walau begitu, bukan tidak mungkin dalam beberapa waktu ke depan, media sosial ini akan mulai tumbuh dan mendapatkan pengguna lebih banyak