“Semestinya pelaku di balik konten penculikan ini diseret ke polisi supaya terbuka matanya; mental anak bukan mainan,” tutupnya.
Cuitan Zulfikar telah mendapat 24,5 ribu likes dan banyak netizen yang menyayangkan tindakan pelaku tersebut menyebabkan rasa trauma kepada anak-anak kecil.
BACA JUGA:Di KTT G20, Zelensky Tunjukkan Kemenangan Ukraina di Depan Menlu Rusia: Kherson Sudah Bebas!
BACA JUGA:Duet Anies - Ganjar Dinilai Menarik, Punya Massa Banyak
“Setuju, trauma pasti ada. Pernah dulu waktu SMP diikutin sama orang gak dikenal naik motor, dan sampe sekarang masih teringat dan sepanjang hari jadi was was,” tulis seorang netizen.
“Orang ini mungkin belum liat berita anak SMP yang meninggal gara-gara trauma di prank dengan dituduh maling pas ultah (kejadian tahun 2010),” beber netizen lain.
“Yang paling fatal, seandainya anak-anak itu kemudian tau itu hanya prank akal-akalan nakutin mereka, di kemudian hari kalau ada orang-orang yang beneran niat jahat, dipikirnya cuma prank mereka jadi terkecoh,” kata warganet lainnya.
Gara-gara konten prank mau menculik ini, anak-anak ini malah trauma untuk ke sekolah.
— Zulfikar Akbar (@zoelfick) November 14, 2022
Sementara pelaku tertawa senang setelah ngontenin anak kecil ketakutan.
Semestinya pelaku di balik konten penculikan ini diseret ke polisi spy terbuka matanya; mental anak bukan mainan. pic.twitter.com/r5rOyMQcoN