JAKARTA, DISWAY.ID – Penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar bukan hanya unik karena diselenggarakan pada bulan November sampai Desember tapi juga disebabkan oleh banyaknya polemik.
Sebelum turnamen digelar, protes terhadap negara yang beribu kota di Doha ini sudah gencar digaungkan.
Masalah hak asasi manusia menjadi hal yang paling banyak disorot. Pasalnya, lebih dari enam ribu orang pekerja migran disebut tewas ketika pengerjaan konstruksi stadion yang digunakan sebagai tempat pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar.
BACA JUGA:Daftar 20 Pekerjaan yang Berpotensi Cerah di Masa Depan, Jangan Sampai Salah Ambil Jurusan!
Masalah lain yang diangkat oleh media-media barat adalah pengakuan LGBT yang dianggap sebagai pelanggaran di Qatar.
Apalagi isu tersebut sedang ramai menjadi bahan kampanye di dunia sepakbola, terlebih di liga-liga di benua Eropa.
Isu lain yang berpotensi mendapat perhatian besar tuan rumah adalah adanya pesan dari organisasi atau kelompok teroris Al Qaeda yang meminta umat muslim untuk tidak mengikuti dan menghadiri Piala Dunia 2022 Qatar.
Pesan itu diungkap oleh SITE, sebuah kelompok independen dari Amerika yang memonitor kelompok-kelompok teroris.
BACA JUGA:Toyota Kijang Innova Zenix Kaya Fitur Canggih, Berikut Spesifikasi dan Harganya
Menurut mereka, pesan Al Qaeda itu disampaikan pada Sabtu, 19 November 2022 dari anggota kelompok Al Qaeda yang berbasis di Yaman.
Al Qaeda mengkritisi Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 karena dianggap membawa masuk orang-orang tak bermoral, kaum penyuka sesama jenis, perilaku korupsi dan atheisme ke wilayah Timur Tengah.
Mereka juga menilai bahwa turnamen ini mengalihkan perhatian dari pendudukan dan penindasan terhadap negara-negara Muslim.
Hal itu dinilai sebagai wujud ketidakpuasan mereka pada negara-negara Timur Tengah yang tampak lebih akrab dengan negara-negara barat yang mereka anggap sebagai musuh Islam.