Persis dan Persebaya Kesulitan Cari Stadion Akibat Piala Dunia, Gibran dan Eri Cahyadi Lakukan Ini...

Kamis 05-01-2023,04:14 WIB
Reporter : Gunawan Sutanto
Editor : Gunawan Sutanto

Memasuki 2023, sepak bola diharapkan kembali normal pasca Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu. Putaran kedua Liga 1 2022/2023 akan kembali menggunakan format home away . Sayang, sejumlah klub kesulitan mencari stadion untuk menggelar laga kandang.

 

Persis dan Persebaya misalnya. Mereka terancam tidak bisa berkandang di kotanya sendiri. Di Surabaya, Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) sedang dipersiapkan untuk Piala Dunia U-20 pada Mei mendatang.

 

Berdasarkan surat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) lima stadion yang dipilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tidak bisa dipergunakan untuk kegiatan apa pun mulai Januari sampai berakhirnya Piala Dunia. Pemkot Surabaya bersama empat daerah lain yang menjadi tuan rumah sudah mendapatkan surat tertanggal 2 Januari tersebut.

 

”Saat ini GBT dan lapangan-lapangan pendukung untuk Piala Dunia, sudah masuk proses renovasi yang dilakukan KemenPUPR. Segala sesuatunya harus sesuai dengan rencana kementerian,” kata Kadisbudpar Pemkot Surabaya Wiwik Widayati. ”Sesuai surat dari kementerian yang kami terima, sejak Januari tidak lagi dipergunakan oleh semua pihak. Pekan depan material untuk renovasi sudah tiba di lokasi yang direnovasi,” lanjutnya saat berdiskusi dengan perwakilan manajemen Persebaya dan Bonek di Balai Kota Surabaya kemarin.

 

Wiwik dan jajarannya merasa perlu memberikan penjelasan langsung kepada manajemen dan Bonek terkait status GBT, karena muncul kesan dalam beberapa hari terakhir Pemkot Surabaya tidak allout mendukung Persebaya bermarkas di kotanya sendiri. Padahal, beberapa hari lalu Pemkot bersama Panpel Persebaya bersama-sama menjalani asesmen yang dilakukan Mabes Polri untuk persiapan menghadapi lanjutan Liga 1. Hasilnya, nilai yang diraih GBT dan Panpel Persebaya tertinggi dibandingkan seluruh stadion lain di tanah air. 

 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sendiri sudah menegaskan akan membantu Persebaya mencari solusi markas untuk lanjutan musim ini. Kemarin ia menelepon Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani agar Persebaya diperbolehkan bermain di Stadion Gelora Joko Samudro. 

 

”Alhamdulillah Mas Bupati Gresik memberikan lampu hijau Persebaya sementara waktu berkandang di sana selama GBT dipersiapkan dan digunakan untuk Piala Dunia,” kata Eri.

 

Eri pun mencermati dinamika yang terjadi di kota-kota lain yang menjadi tuan rumah Piala Dunia dan menjadi markas tim Liga 1. Termasuk Pemkot Solo yang bersama Persis saat ini getol melakukan lobi ke Kemenpora dan kemenPUPR agar Laskar Sambernyawa tetap bisa bermain di Stadion Manahan.

 

”Kalau di Solo atau kota lain bisa, Surabaya juga harusnya bisa dong, Persebaya bermain di GBT,” kata Eri.

 

Sebelumnya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memang berupaya agar tim kebanggaan kota tersebut tetap bisa berkandang di Stadion Manahan. Gibran mengatakan akan berbicara dengan Menpora Zainudin Amali. "Persis Solo sedang kami carikan solusi agar bisa bermain di kandang Stadion Manahan. Kita tunggu saja kepastian dari Kemenpora," ujar Gibran. Apalagi pada putaran kedua, Gibran mengatakan suporter yang diperbolehkan datang akan membuat sepakbola Solo kembali meriah.

 

Sementara Persebaya akan menjalani laga perdana putaran kedua Liga 1 pada 14 Januari nanti melawan Persikabo. Laga ini berjalan tanpa penonton karena Persebaya kena sanksi dua laga home tanpa penonton sebagai hukuman pitch invasion saat Persebaya menjamu Rans Nusantara FC di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada September lalu. Satu laga hukuman lain akan dijalani saat Persebaya menjamu Bhayangkara FC.

 

Akibat insiden itu sebenarnya Persebaya dihukum liga laga home tanpa penonton. Namun, setelah banding, hukuman dikurangi menjadi dua game . (*)

Kategori :